Keteladanan Umar bin Abdul Aziz menjadi inspirasi. Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu Khalifah Dinasti Umayyah pada masa kekuasaan 717 hingga 720 Masehi.
Meskipun kepemimpinannya cukup singkat hanya kurang lebih 3 tahun namun keteladanan, prestasi, gaya kepemimpinannya membuatnya disebut Khulafaur Rasyidin yang kelima.
Rakyat memanggilnya dengan julukan Amirul Mu’minin Umar bin Abdul Aziz. Sosok pemimpin salih, bijaksana, kharismatik, dan dekat dengan rakyatnya.
Sosoknya yang melegenda membuat hati penasaran mengenalnya. Setiap peristiwa menimbulkan kecintaan untuk selalu meneladaninya, terlebih dari jiwa kepemimpinannya.
Baca juga: Keteladanan Siti Maryam Mengajarkan Banyak Hal Kepada Wanita
Masa Kepemimpinan dan Keteladanan Umar Bin Abdul Aziz yang Melegenda
Lahir pada tahun 63H, Umar bin Abdul Aziz memiliki ayah yang termasuk salah satu gubernur Klan Umayyah. Sementara ibunya bernama Ummu Ashim.
Pada masa kepemimpinannya, keadilan benar-benar ditegakkan. Karakter yang melekat pada diri Umar adalah tawadhu, sederhana, wara’, telaten, sabar, adil dan pembela kaum dhuafa.
Ia menetapkan aturan serta kebijakan yang tepat sehingga membuat umat sejahtera. Keteladanan tersebut seperti:
Baca juga: Keteladanan Nabi Luth, Tak Menyerah dan Percaya Ketetapan Allah
Menegakkan Keadilan
Keteladanan Umar bin Abdul Aziz terbukti dari kebijakannya menegakkan keadilan. Baginya prioritas utama adalah tekad sejahterakan rakyat dan umatnya.
Menegakkan keadilan setinggi-tingginya. Bahkan dalam tafsir Ibnu Abi Hatim disebutkan Muhammad bin Ka’ab Al Qurazhi mengatakan bahwa Umar memanggilnya dengan berkata “Katakan padaku tentang keadilan”.
Muhammad bin Ka’ab Al Qurazhi mengatakan bahwa perkara itu adalah perkara besar. Kemudian ia melanjutkan bahwa jadilah seorang ayah saat dengan anak kecil, laksana saudara kepada sebaya.
Begitu juga pada kaum wanita. Berikan sanksi sesuai kesalahannya dan jangan memukul dengan satu cemeti karena kemarahan.
Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 90 menjelaskan:
Baca juga: Keteladanan Zaid Bin Tsabit, Sosok Pemberani dan Bertanggung Jawab
Menolak Suap
Amr bin Muhajir juga meriwayatkan keteladanan Umar bin Abdul Aziz. Suatu ketika ia ingin memakan apel. Ada salah seorang anggota keluarga memberikan apel yang ia inginkan.
Kemudian Umar mengatakan “Alangkah harum aromanya wahai pelayan, kembalikan buah apel ini pada si pemberinya dan sampaikan salamku padanya bahwa hadiah yang dikirim telah sampai”.
Amr bin Muhajir bertanya: “Wahai Amirul Mu’minin, orang yang mengirimkan hadiah apel adalah sepupumu sendiri yang merupakan kerabat dekat denganmu. Bukankah Rasulullah juga pernah menerima hadiah dari orang lain?”.
Ia menjawab, “Celakalah kamu, sesungguhnya hadiah yang datang kepada Rasulullah adalah benar-benar hadiah. Sementara hadiah untukku adalah suap.”
Menolak Perlakuan Istimewa
Selama menjadi pemimpin, Umar bin Abdul Aziz tidak gila jabatan. Bahkan sangat menolak perlakuan Istimewa. Umar menolak fasilitas, baik kendaraan dinas pada zamannya dan lainnya.
Keteladanan Umar bin Abdul Aziz terbukti dari perintahnya yang meminta salah seorang di antara pengawal untuk mendatangkan binatang tunggangan.
Al Hakam bin Umar meriwayatkan bahwa ia menyaksikan para pengawal datang dengan kendaraan khusus kekhalifahan padanya sesaat ia diangkat menjadi khalifah.
Umar berkata “Bawalah kendaraan itu ke pasar dan juallah, hasil penjualan itu simpan di Baitul Maal, saya cukup naik kendaraan ini saja.”
Memberikan Hukuman Orang Sesuai Kesalahannya
Keteladanan juga terlihat saat Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Khalid mendatanginya sebagai pengawal Umar.
Kemudian Umar berkata pada Khalid “Letakkan pedang itu! Seraya berdoa, Ya Allah saya telah mencabut pedang itu dari Khalid dan saya mohon pada-Mu janganlah Engkau angkat pedang itu untuk selamanya.”
Sebelumnya Yahya Al Ghassani naik jabatan sebagai pejabat di Mosul dan menghadapi masalah kriminal lantas meminta saran pada Umar bin Abdul Aziz melalui surat.
Kemudian Umar bin Abdul Aziz mengirimkan surat balasan berisi perintah agar ia melakukan proses hukum berdasarkan fakta sesuai sunnah Rasulullah SAW.
“Jika kebenaran dan keadilan tidak mampu menghadirkan perbaikan kepada mereka, maka jangan harap mereka akan menjadi baik”.
Keteladanan Umar bin Abdul Aziz tersebut dapat menjadi panutan umat sehingga keadilan bisa menang seperti pada masa pemerintahannya. Keadilan haruslah ditegakkan dan terapkan dalam bidang apapun itu. (Muhafid/R6/HR-Online)