Indikator likuiditas saham menjadi salah satu hal penting yang wajib investor ketahui. Sebab hal ini akan berpengaruh pada suatu saham dengan likuiditas yang bagus.
Di era milenial saat ini investasi semakin diminati oleh kaum muda. Salah satu yang cukup menarik perhatian mereka yaitu investasi saham.
Sebaiknya untuk menjadi investor pemula, Anda perlu memilih dan membeli saham dengan likuiditas bagus.
Investasi saham banyak menawarkan pilihan perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasar, jenis industri, hingga likuiditas dari saham tersebut.
Untuk itu, perlu pertimbangan khusus dalam berinvestasi dan perlu cara tepat ketika investasi di era milenial seperti saat ini.
Baca Juga: Investasi Lahan Produktif Memiliki Harga Tinggi dari Jenis Lainnya
Mengetahui Indikator Likuiditas Saham
Likuiditas saham itu sendiri adalah sebagai seberapa sering saham diperdagangkan dalam satu periode tertentu. Sehingga akan berpengaruh pada volume transaksinya.
Semakin banyak, maka membuat likuiditas saham tersebut juga baik. Hal inilah mengapa likuiditas penting Anda ketahui ketika hendak membeli saham. Apalagi bagi investor pemula.
Harga saham yang naik turun tentu bukan hal yang asing lagi. Dalam dunia investasi jual beli tersebut dilakukan pada bursa saham dengan periode tertentu.
Untuk itulah membeli saham dengan likuiditas tinggi menjadi salah satu pilihan yang tepat. Saham menjadi investasi jangka panjang kurang lebih dengan kurun waktu lebih dari 5 tahun.
Bagi Anda muda milenial, ada baiknya tahu indikator likuid saham sebelum membeli. Bahkan termasuk ciri-ciri saham yang tidak likuid sekalipun. Berikut ini ada beberapa ciri-ciri saham yang tidak likuid yaitu:
Baca Juga: Investasi Fintech di Indonesia dengan 3 Pilihan Jenisnya
Nilai Kapitalisasi Pasar
Pada pemilihan saham untuk investor milenial tentu tidak bisa sembarangan. Ada beberapa saham yang tidak likuid.
Anda bisa melihatnya dari besarnya kapitalisasi pasar. Indikator ini menjadi kunci yang bisa membantu Anda dalam memilih.
Ada beberapa kapitalisasi pasar yang masuk kategori besar, sedang dan kecil. Dengan majunya dunia teknologi saat ini Anda bisa cek kapitalisasi tersebut melalui website atau aplikasi jual beli saham.
Untuk saham likuid tentu memiliki nilai yang besar. Sedangkan sebaliknya jika berada pada kategori kecil kemungkinan besar saham tidak likuid.
Banyaknya saham yang beredar pun tidak memiliki harga kompetitif. Untuk itu, bisa menjadi indikasi saham tidak likuid.
Baca Juga: Saham yang Masuk LQ45 Data Terakhir Melalui Bursa Efek Indonesia
Saham Perusahaan yang Bermasalah
Indikator likuiditas saham bisa dilihat dari perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan yang memiliki saham sering mengalami masalah tentu saham tersebut tidak likuid.
Misalnya terlilit utang, gaji karyawan nunggak, dan mengalami kerugian terus menerus. Dengan banyaknya masalah yang muncul, risiko saham tidak likuid akan jauh lebih besar.
Memilih saham likuid tentu harus dengan cermat. Jangan sampai Anda tertipu dan justru merugi. Agar saham yang Anda beli bisa menghasilkan keuntungan, sebaiknya tahu dan pahami indikator likuiditas saham. (R10/HR-Online)