Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Sekretaris Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja menyebut indeks risiko bencana Jawa Barat masih tinggi. Untuk itu, ia meminta agar BPBD meningkatkan kewaspadaan dan selalu berkoordinasi. Setiawan menyampaikan hal tersebut dalam Forum Perangkat Daerah Sub Urusan Kebencanaan dan Kebakaran bersama BPBD Jabar. Kegiatan ini dilaksanakan di Resinda Hotel Karawang, Rabu (2/2/2022).
Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrim di Jabar Sampai Maret 2022
Menurutnya, Jawa Barat merupakan wilayah yang dilintasi ring of fire yang membuat potensi bencana menjadi tinggi. Adapun bencana yang terjadi selama tahun 2021 adalah longsor 1.387 kejadian dan angin puting beliung 676 kejadian.
“Ada juga kejadian banjir 335 kejadian, gempa bumi 25 kejadian dan gelombang pasang 6 kejadian,” kata Sekda.
Sekda menjelaskan indeks risiko bencana (IRB) Jabar per tahunnya selalu menurun. Tahun 2015 pada angka 168,15, lalu tahun 2016 sebesar 163,18. Kemudian tahun 2017 pada angka 158,52, tahun 2018 pada angka 152,13, tahun 2019 pada angka 150,46. Selanjutnya pada tahun 2020 nilai IRB pada angka 145,81.
“Ini artinya Jabar masih masuk pada risiko tinggi,” jelasnya.
Ada 5 kota/kabupaten Jabar dengan jumlah kejadian bencana paling tinggi. Yaitu Kabupaten Bogor dengan 699 kejadian. Kemudian Kabupaten Sukabumi 390 kejadian dan Kota Bogor 209 kejadian. Selanjutnya ada Kabupaten Ciamis dengan 166 kejadian dan Kabupaten Bandung dengan 137 kejadian.
Baca juga: Antisipasi Pasien Membludak, BPBD Jabar Dirikan Tenda di RS COVID-19
Guna menangani bencana yang terjadi, Setiawan meminta BPBD Jabar untuk meningkatkan kewaspadaan. Mengingat bencana ini bisa kapan saja terjadi. BPBD Jabar pun akan terus berkoordinasi dengan BPBD daerah.
“Setelah ada penyederhanaan birokrasi pada fungsional, maka harus lebih proaktif dan respon cepat dalam menanggulangi bencana,” tegasnya.
Setiawan menyebut ada 11 kota/kabupaten yang indeks risiko bencana masih tinggi. Yaitu, Cianjur, Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Sukabumi, Bandung dan Karawang. Ada juga Kota Banjar, Cirebon, Kabupaten Cirebon, Pangandaran dan Subang. (R9/HR-Online/Editor-Dadang)