Book building saham biasa Anda sebut juga dengan penawaran awal. Istilah ini sudah sering terdengar dalam dunia investasi.
Seperti yang sudah banyak masyarakat ketahui, jika dalam dunia saham terdapat banyak istilah yang perlu investor pahami.
Seperti halnya dengan istilah book building yang perlu Anda pahami sebelum membeli saham e-IPO.
Sebelum investor melakukan tahap penawaran lebih awal, sebaiknya mempelajari beberapa informasi seperti halnya range harga book building, prospektus awal, dan timeline masa penawaran.
Istilah book building muncul pada penawaran awal dengan rentan harga. Investor dengan mudah bisa menyampaikan minat pemesan saham, caranya adalah dengan mengisi harga saham. Untuk harganya sendiri sesuai dengan keinginan dalam rentan harga.
Minat investor dalam penentuan harga ini sebagai penawaran perdana oleh emiten dan underwriter. Semakin tinggi minat investor mengakibatkan harga penawaran pertama juga ikut tinggi.
Baca Juga: Cara Menjadi Pemegang Saham Mayoritas dengan Hak dan Kewajibannya
Pengertian Book Building Saham
Dalam dunia investasi, tentu Anda mengenal banyak istilah yang sering digunakan. Bahkan, istilah tersebut juga menggambarkan kondisi usaha. Seperti halnya dengan istilah Book Building yang memiliki arti penawaran awal atau ajakan.
Penawaran tersebut baik secara langsung atau tidak langsung dengan menggunakan prospektus awal. Untuk tujuannya sendiri yaitu agar mampu melihat bagaimana minat calon investor pada saham tersebut.
Book Building juga mampu menciptakan perkiraan harga penawaran efek. Untuk tahapan pertama yang perusahaan lakukan ini untuk investor melalui e-IPO. Selama penawaran dan harga tersebut menjadi penentu penawaran perdana oleh perusahaan.
Baca Juga: Saham Perusahaan Gas Negara Mengalami Peningkatan Positif di 2022
Risiko Jika Memasang Bid Tinggi Saat Book Building
Dengan mengetahui istilah book building saham, tentu akan membantu investor mengurangi risiko kerugian. Namun jika Anda memasang bid tinggi saat book building, maka ada risiko yang akan terjadi.
Risiko tersebut bisa berupa kerugian akibat tidak memahami seberapa besar animo pasar terhadap saham yang Anda bidik.
Saat calon investor memasukan bid harga tinggi pada saham, namun sepi peminat mengakibatkan risiko ini akan terjadi.
Harga saham akan turun saat perdagangan sudah masuk pada Bursa Efek Indonesia. Jika Anda melakukan hal ini, maka risiko kerugian cukup besar.
Baca Juga: Instrumen Investasi untuk Dana Pensiun Bantu Kebutuhan Finansial Anda
Cara Menawarkan Saham Saat Book Building
Untuk menawarkan saham tentu tidak bisa begitu saja, hal ini bertujuan agar risiko kerugian dapat Anda hindari, seperti halnya book building terjadi.
Saat kondisi ini, strategi agar penawaran diterima yaitu memasang bid dengan harga mahal atau dalam batasan tertinggi.
Jika cara ini Anda lakukan dan ada investor bisa memasukkan harga rendah dalam penawaran, membuat penawaran tidak akan diterima oleh saham IPO. Inilah mengapa mayoritas investor memasukkan bid pada harga penawaran awal.
Dengan mengetahui kondisi book building saham, dapat membantu menentukan harga penawaran lebih tepat. Sehingga perusahaan tidak akan mengalami kerugian. (R10/HR-Online)