Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Pegiat seni budaya di Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, memberikan santunan kepada puluhan anak yatim dan dhuafa dalam menyambut peringatan Hari Besar Islam, Isra Miraj.
Kegiatan sosial tersebut sebagai salah satu bentuk kepedulian dari para pegiat seni dan budaya di Kertahayu yang tergabung dalam Paguyuban Gunung Taman Geger Bentang.
Ketua Paguyuban, Carli mengatakan, dalam kegiatan Hari Besar Islam ini, paguyuban ingin memberikan senyum kepada anak-anak yatim dan dhuafa.
“Selain itu, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal berbagi. Alhamdulillah, kami saat ini bisa memberikan santunan untuk 30 anak yatim dan 20 orang jompo. Santunannya berupa uang saku yang terkumpul dari iuran anggota, serta sumbangan dari masyarakat,” terangnya, Sabtu (26/02/2022).
Carli juga mengatakan, Paguyuban Gunung Taman Geger Bentang merupakan sebuah wadah bagi para penggiat seni budaya yang ada di Desa Kertahayu.
Paguyuban ini terbentuk sejak tahun 2019, dengan tujuan untuk ngamumule seni dan budaya, serta melestarikan situs-situs bersejarah,” jelas Carli.
Baca Juga : Sidak Kelangkaan Minyak Goreng di Pamarican Ciamis, Ini Hasilnya
Paguyuban Sosialisasikan Seni Budaya dan Sosial
Penasehat Paguyuban Gunung Taman Geger Bentang, Egi Nurholis menambahkan, saat ini pihaknya terus melakukan upaya sosialisasi dari sisi seni budaya dan sosial.
Bahkan, paguyuban tersebut juga berencana membuka wisata sejarah religi yang ada di Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican.
“Setelah kami terbentuk, perjalanan kami saat ini adalah menggeliatkan kesenian serta budaya yang ada di desa. Karena banyak seni budaya kita yang tenggelam akibat tergerus modernisasi. Sehingga kami mempunyai misi untuk membangunkan kembali seni budaya yang tenggelam itu,” tuturnya.
Paguyuban Gunung Taman Geger Bentang ini, kata Egi, melibatkan banyak elemen. Mulai tokoh masyarakat, tokoh kesenian, tokoh budaya, hingga tokoh agama. Hal ini bertujuan agar geliat seni dan budaya tidak berbenturan dengan Agama.
“Dengan begitu, kita bentuk kebersamaan untuk menyamakan persepsi serta paham demi mewujudkan harapan kami membangunkan seni dan budaya. Serta melestarikan situs bersejarah Islam atau situs religi,” jelasnya. (Suherman/R3/HR-Online/Editor-Eva)