Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Asosiasi Pedagang Burung Ciamis, Jawa Barat, meminta kepada pemerintah daerah untuk dibuatkan pasar burung di Kabupaten Ciamis.
Budi, salah seorang perwakilan dari asosiasi tersebut mengaku prihatin dengan ketidak pekaannya pemerintah daerah dalam membangun sebuah ekonomi kerakyatan di Ciamis. Terutama dalam menghimpun para pedagang burung.
“Sejauh ini kita sebagai pedagang burung sangat prihatin kepada teman-teman penjual burung. Yang mana pemerintah daerah tidak memberikan sebuah wadah bagi kami untuk berjualan, khususnya pada segmentasi perburungan di Ciamis ini,” ungkapnya kepada HR Online, Rabu (16/02/2022).
Padahal menurutnya, segmentasi dari para pecinta burung sangat besar. Dengan adanya pasar burung tentunya akan menyimpan potensi luar biasa. Bahkan bisa menjadi tujuan wisata, selain lokasi pengembang biakan burung-burung endemik Indonesia.
“Kita melihat khususnya para peternak di Ciamis ini sangat banyak. Alangkah bangganya kami karena Ciamis punya beberapa peternak yang sudah bisa mengembangkan burung-burung endemik Indonesia maupun luar negeri,” kata Budi.
Ia juga menjelaskan, untuk daerah kabupaten/kota lain segmentasi mengenai adanya pasar burung selalu ada. Namun, hanya Kabupaten Ciamis saja yang terlihat berceceran. Tidak terpusat pada satu lokasi untuk menghimpun para pedagang burung.
Baca Juga : Bupati Herdiat Dorong Peningkatan Budidaya Ikan di Ciamis
Perputaran Ekonomi akan Terjadi di Pasar Burung
Tetapi ketika ada pasar burung maka di dalamnya akan terjadi sebuah perputaran ekonomi. Dari mulai peternak, penjual pakan maupun penjual makanan dan minuman.
Karena menurut Budi, secara tidak langsung keberadaan pasar burung akan mengundang wisatawan lokal maupun luar daerah untuk melihat kegiatan jual beli.
Ia menyebutkan, selama ini banyak masyarakat Kabupaten Ciamis yang menggantungkan ekonominya dalam rantai kegiatan komunitas burung berkicau. Seperti penangkar burung, peternak jangkrik, maggot, pengrajin kendang dan juga penjual obat untuk burung.
“Sejauh ini belum ada perhatian serius dari pemerintah daerah. Hanya pada satu aspek saja, yaitu perlindungan hewan-hewan langka,” katanya.
Padahal, lanjut Budi, pemerintah daerah harus sadar ketika adanya pasar burung akan banyak orang terlibat dalam rantai ekonomi dunia perburungan.
“Ya, karena saya melihat minimalnya dalam setiap satu rumah itu pasti selalu mempunyai burung berkicau,” ujar Budi.
Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Syarif, merespon baik dengan adanya masukan yang datang dari Asosiasi Pedagang Burung Ciamis.
“Memang kita akui belum ada yang memberikan masukan atau pemberitahuan mengenai adanya harapan dari para pecinta burung di Ciamis,” katanya.
Menurut Syarif, hal ini menjadi sebuah masukan bagi pihaknya dan akan melakukan koordinasi dengan berbagai sektor. Tujuannya untuk melihat regulasi seperti apa yang harus pihaknya terapkan ketika ada pasar burung di Ciamis. (Fahmi/R3/HR-Online/Editor-Eva)