Arab buat ka’bah di Metaverse. Hal tersebut membuat tempat suci bagi umat Islam ini semakin mudah untuk dikunjungi oleh semua umat beragama Islam.
Pasalnya, proyek ini telah meluncur bulan lalu oleh Syeikh Abdurrahman Sudais selaku Imam Besar Masjidil Haram.
Kabarnya Metaverse berguna untuk media menarik haji maupun simulasi pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan tata cara urutannya.
Mendengar hal ini, akhirnya Majelis Ulama Indonesia atau MUI langsung memberikan sejumlah tanggapan.
Baca Juga: Kisah Wanita Viral yang Diselingkuhi Suami, Pelakor Adik Kandung Sendiri
Bangsa Arab Buat Ka’bah di Metaverse, Bisa Berkunjung Secara Virtual
Ka’bah Masjidil Haram kini sudah dapat kita kunjungi di Metaverse, sehingga menjadi pengalaman baru bagi para umat muslim di dunia.
Akan tetapi ini ternyata bukan merupakan bentuk dari ibadah haji yang sesungguhnya, karena tidak berupa kunjungan secara fisik.
Pasalnya, pemerintahan Arab Saudi sejak bulan Desember lalu sudah meluncurkan program bernama Metaverse.
Program ini memungkinkan semua umat muslim bisa mendapat pengalaman untuk berkunjung ke ka’bah secara virtual.
Program ini namanya Hajar Al-Aswad Virtual atau Virtual Hacerulesved oleh seorang Imam Besar Ka’bah.
Ia juga ikut kerja sama dengan Universitas Umm Al-Qura dan Kementerian Pameran & Museum Arab Saudi.
Baca Juga: Kisah Esih Korban Kebakaran Rumah di Kota Banjar saat Selamatkan Diri
Apakah Ibadah Haji Ini Sah?
Mengenai Arab buat ka’bah di Metaverse itu, maka pihak Kementerian Agama Turki akhirnya menyebutkan tentang pelaksanaan ibadah haji. Pernyataan ini muncul setelah berdiskusi panjang selama satu bulan lamanya.
Pihak tersebut menyebutkan bahwa mengunjungi ka’bah di Metaverse tidak sah dan tak akan termasuk sebagai bentuk dari ibadah.
Hal ini lantaran ibadah haji memang harus kita lakukan sebagaimana mestinya di dunia nyata dengan kondisi badan benar-benar di Tanah Suci.
Ada kabar lain yang menyebutkan lagi bahwa program ka’bah virtual ini kemungkinan besar hanyalah untuk sekedar promosi.
Artinya bisa saja pemerintah Saudi untuk menciptakan program Metaverse ini sebagai bentuk mempromosikan ibadah tersebut.
Baca Juga: Pria Bonceng Tak Pakai Helm Jadi Viral! Cerita Berakhir Plot Twist
Tanggapan MUI
Menanggapi kabar soal Arab buat ka’bah di Metaverse, akhirnya KH Asrorun Niam Sholeh sebagai Ketua MUI Bidang Fatwa langsung memberi penjelasan.
Dengan melakukan kunjungan ke ka’bah secara virtual, dapat mengenalkan ka’bah kepada seluruh umat Islam sebelum berkunjung nyata.
Menurutnya, kunjungan virtual seperti ini juga mampu membantu para calon jemaah umroh dan haji untuk melakukan manasik.
Kemudian MUI kembali menegaskan bahwa ibadah haji memang tidak dapat berlangsung secara virtual melalui Metaverse ini.
Hal ini mengingat bahwa ibadah haji sendiri sudah memiliki hak paten tentang tata cara serta persyaratannya sendiri.
Sebelumnya, pihak dari Arab Saudi juga telah melakukan diskusi bersama untuk membawa ka’bah ke zaman Metaverse sejak Desember lalu.
Jadi, kunjungan virtual ini akan membuat para umat Islam agar bisa melihat virtual Hajar Aswad di kota Mekah walaupun dari rumah mereka masing-masing.
Peristiwa ini adalah inisiatif Batu Hitam Virtual, yang artinya para pengguna bisa melihat dengan mudah Hajar Aswad secara virtual.
Terkait Arab buat ka’bah di Metaverse dan inisiatif tadi sempat menimbulkan kontroversi antara beberapa muslim di seluruh dunia ini. Mereka mempertanyakan apakah haji di Metaverse ini sebagai ibadah nyata atau tidak. (R10/HR-Online)