All time high saham IHSG mencetak rekor. IHSG sendiri merupakan Indeks Harga Saham Gabungan yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Pada awal pekan kedua Februari 2022 IHSG menguat 1,09%. Kabarnya kenaikan ini menjadi rekor penutupan IHSG terbesar sepanjang masa.
Baca Juga: Buyback Saham BUMN dengan Jumlah Dana Pembelian Cukup Besar
Tingkat All Time High Saham Semakin Menguat
Perdagangan saham pada Senin (7/2/2022) dibuka 0,32% di level 6.751,35. Kemudian Indeks Harga Saham Gabungan terus menguat hingga 0,48% melesat ke level 6.764,1 setelah sebelumnya sempat menurun ke level 6.669,49.
Puncaknya kenaikan pada penutupan IHSG adalah 1,09% atau 73,55 poin ke 6.804,94. Jumlah itu juga yang menjadikan rekor tertinggi all high.
Pada awal perdagangan, investor asing mencatat banyak aksi beli bersih hingga mencapai nilai Rp 64 miliar di pasar reguler. Kebanyakan dari mereka membeli saham sektoral yang sedang melemah.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) adalah dua saham yang menjadi primadona. Total net buy investor asing di kedua saham tersebut saja masing-masing lebih dari Rp 20 miliar.
Net buy yang terjadi termasuk cukup agresif. Total nilainya bahkan sudah mencapai hampir Rp 2 triliun. Nilai itu lebih tinggi dari minggu sebelumnya, yakni Rp 1,4 triliun.
Sedangkan saham yang paling banyak investor asing lepas adalah milik PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Net sell masing-masing saham tersebut bahkan mencapai Rp 1,9 miliar dan Rp 1,2 miliar.
Baca Juga: Perbedaan Binary Option dan Saham, Jangan Sampai Salah Pilih, Ini Dia!
Akibat dari Pertumbuhan Ekonomi yang Membaik
Pandu Dewanto yang merupakan seorang analis Investindo Nusantara Sekuritas menjelaskan bahwa ia melihat all time high saham IHSG ini mendapat dukungan dari beberapa faktor fundamental.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 2021 yang mencapai 5,02% jauh lebih baik dari ekspektasi konsensus 4,9%. Angka tersebut juga lebih bagus dari kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 3,51%.
Selain itu, terjadinya net buy besar-besaran akibat pengarung laporan hasil keuangan 2021 beberapa emiten big caps lebih kuat daripada ekspektasi sebelumnya, seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI.
Hasil tersebut mendorong kepercayaan investor terhadap sektor perbankan akan semakin tinggi. Sedangkan pada sektor lainnya, terlihat katalis positif masih mendominasi.
Pemerintah perlu andil dalam menetapkan kebijakan yang tidak merugikan para investor. Dengan begitu, sektor saham akan terjaga nilainya.
Nilai dari capital flow yang semakin kuat ikut serta mendorong IHSG sehingga mampu menembus level all time high setelah tiga bulan sebelumnya mengalami konsolidasi di sekitar 6.500-6.750.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut masih terus berlanjut dan diperkirakan menguat dengan target di level 7.000-7.400 untuk 12 bulan ke depan.
Baca Juga: Efek Buyback Saham Bagi Investor dan Perusahaan, Saling Untung?
Hanya saja, beberapa dari faktor tersebut perlu memperhatikan stimulus dan potensi kenaikan suku bunga.
Namun, pasar seharusnya juga sudah siap karena terlihat dari pertumbuhan PDB serta inflasi yang masih dalam arah positif.
Cadangan devisa Indonesia saat ini masih sekitar US$ 145 miliar di level tertinggi sepanjang sejarah amunisi. Cadangan devisa juga sangat penting untuk menghadapi capital flow saat suku bunga naik nantinya.
Pandu mengatakan bahwa investor masih dapat melakukan investasi dengan tenang. Sebab, terjadinya all time high saham IHSG menjadi bukti bahwa fundamental masih berjalan positif. (R10/HR-Online)
