Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Aktivis mahasiswa di Pangandaran, Jawa Barat, menilai perubahan program bantuan pangan non tunai (BPNT), menjadi bantuan sembako tunai (BST) sudah sangat tepat.
Hal itu dikatakan Acep Rifki Padilah, Ketua Bidang Penelitian Pembinaan dan Pengembangan Anggota HMI Komisariat Pangandaran, Senin (28/2/2022).
Baca juga: DPB Februari 2022, KPU Pangandaran Catat 100 Pemilih Baru
Ia menyebut, terdapat perbedaan dalam teknis penyaluran bantuan BPNT dan BST.
Menurutnya, program BPNT mengharuskan KPM (keluarga penerima manfaat) membelanjakan uangnya ke e-warong.
Sementara program BST, setiap KPM bebas membelanjakan sembako dimana saja.
“Kekurangannya, e-warong belum tentu menyediakan barang sesuai kebutuhan dan selera KPM,” ujar Acep.
Ia mengatakan, program BPNT diubah menjadi BST lantaran terjadi banyak kekeliruan di beberapa daerah.
“Di beberapa daerah, KPM menerima bantuan BPNT dalam bentuk paket, padahal KPM bebas membelanjakan barang sesuai dengan yang mereka butuhkan,” katanya.
Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi, Kementerian Sosial juga menemukan bahan pokok yang kualitasnya di bawah standar.
“Padahal harganya itu berada jauh di atas harga pasaran,” jelas Acep.
Dengan perubahan program dari BPNT menjadi BST, aktivis mahasiswa Pangandaran ini yakin setiap KPM akan mendapat barang yang lebih baik. (Ceng2/R8/HR Online/Editor Jujang)