Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Tiga siswa kelas X SMA Negeri 1 Ciamis, Jawa Barat mengalami luka lebam di bagian wajah setelah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Pramuka, bahkan kegiatan Lingkaran Setan itu tidak diketahui oleh pihak sekolah.
Kegiatan tersebut tentu membuat para orang tua siswa geram, bahkan ada yang sudah melaporkannya ke pihak berwajib. Hal itu sebagai upaya agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Salah satu orang tua siswa, Mamay menjelaskan, dalam kegiatan Pramuka itu anaknya bersama teman-temanya disuruh oleh kakak pembinanya untuk membuat “Lingkaran Setan”.
“Setelah membentuk lingkaran, anak-anak disuruh saling gampar kepada sesama temannya, yang membuat wajah anaknya menjadi lebam,” jelasnya, Rabu (12/1/2021).
Baca Juga: Siswa SMAN 1 Ciamis Jadi Korban Dugaan Penganiayaan Saat Pramuka
Sementara itu, Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 1 Ciamis, Iim Imansyah mengaku pihak sekolah tidak mengetahui adanya kegiatan “Lingkaran Setan” tersebut, dan kegiatan itu merupakan inisiatif dari siswa itu sendiri.
“Kami sama sekali tidak mengetahui bahwa anak-anak melaksanakan kegiatan Pramuka,” ucapaya.
Menurutnya, sebelumnya setelah kegiatan pelantikan Ciradika pada hari Kamis lalu, pembina Pramuka meminta kepada para siswa agar tidak melakukan kegiatan apapun.
“Pembina Pramuka meminta kepada para siswa bahwa setelah pelantikan Ciradika tanggal 7 sampai 8 agar tidak mengadakan kegiatan apapun. Namun anak-anak malah melakukan kegiatan di Kertaharja, Cijeungjing, Ciamis,” tuturnya.
Iim mengatakan, pihak sekolah telah berkomunikasi dengan orang tua siswa yang menjadi korban kegiatan tersebut. Pihaknya juga telah meluruskan bahwa kegiatan “Lingkaran Setan” itu tidak ada izin dari sekolah.
“Saya aja tidak mengetahui kalau ada Pramuka yang menyuruh membuat tradisi Lingkaran Setan. Padahal saya sudah mengajar selama 18 tahun di sekolah ini,” katanya.
Kegiatan Lingkaran Setan SMAN 1 Ciamis Sudah Digelar 27 Angkatan
Iim mengaku terkejut setelah mendengar informasi kegiatan Lingkaran Setan itu sudah terjadi pada 27 angkatan lalu dan baru terungkap sekarang.
“Yang paling mengerikan yaitu tidak adanya pengetahuan dari Pembina. Mungkin jika pembina tahu pasti akan dibimbing agar tidak membahayakan anak-anak,” ucapnya.
Akibat kejadian tersebut, pihak sekolah menutup sementara semua kegiatan ekstrakurikuler di sekolah selama 6 bulan.
Orang tua siswa yang menjadi korban sudah melapor ke kepolisian. Dalam hal ini pihak sekolah akan melakukan diskusi dengan pihak Polres Ciamis agar tidak ada siswa yang terjerat hukum.
“Kita akan lakukan diskusi dengan pihak sekolah supaya anak-anak di bawah umur ini tidak terjerat hukum. Mudah-mudahan nanti bisa dimediasi sehingga permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” pungkasnya. (Ferry/R7/HR-Online/Editor-Ndu)