Saham emiten telekomunikasi akan berjalan cukup menantang pada tahun 2022 ini. Okie Ardiastama, seorang analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas mengungkapkan bahwa kedepannya teknologi akan turut andil dalam membantu pertumbuhan ekonomi.
Teknologi digital akan terus maju sejalan dengan sektor telekomunikasi. Oleh karena itu, saham telekomunikasi disinyalir akan memiliki prospek yang bagus ke depannya.
Baca Juga: Saham Emiten Rokok BEI Mengalami Koreksi Akibat Kenaikan Cukai
Prospek Saham Emiten Telekomunikasi Indonesia
Saham telekomunikasi adalah saham milik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan teknologi informasi dan komunikasi. Produk yang mereka tawarkan pun bermacam-macam, mulai dari layanan telepon, SMS, dan internet.
Kedua perusahaan telekomunikasi terbesar Indonesia, PT Hutchison 3 Indonesia dan PT Indosat TBK (Indosat Ooredoo) baru saja mengumumkan merger.
Penggabungan perusahaan atau merger tersebut sudah mendapat persetujuan hukum dan pemegang saham lainnya.
Emiten hasil penggabungan tersebut membuat Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia.
Director Indosat Ooredoo mengatakan bahwa merger ini juga bertujuan untuk membuat permodalan usaha agar lebih kuat memberikan jaringan 5G.
Dengan hal tersebut, terkait fundamental struktur permodalan yang lebih baik akan membuat prospek emiten telekomunikasi di Indonesia maju. Menurut perkiraan, emiten telekomunikasi akan tumbuh 8% hingga 12% tahun ini.
Baca Juga: Pengertian Emiten dan Investor, Tujuan, Hingga Fungsinya
Selain merger PT Hutchison 3 Indonesia dan PT Indosat TBK (Indosat Ooredoo), ada juga rencana akuisisi EXCL terhadap PT Link Net Tbk (LINK).
Sukarno Alatas selaku Head Of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia mengungkapkan jika rencana akuisisi tersebut berjalan, maka fundamental saham emiten telekomunikasi Indonesia akan lebih solid.
Sebagai tambahan informasi, XL Axiata dan Axiata Group Berhad berencana akan memberi sejumlah 1,8 miliar saham. Jumlah itu setara dengan 66,03% modal yang mereka tempatkan dalam LINK.
Adapun pihak penjual LINK memiliki porsi kepemilikan KBLV sebesar 27.9% dan CVC Capital Asia Link Dewa menguasai 35,55% saham LINK.
PT Smartfren Tbk (FREN) ada di posisi selanjutnya dengan TLKM terkuat dan laba konsisten memiliki rasio ROE 24%.
Penyebab Naiknya Emiten Telekomunikasi Indonesia
Emiten telekomunikasi bisa meningkat dengan pesat pada tahun 2022 ini karena adanya komitmen manajemen yang kuat.
Struktur permodalan yang konsisten dengan adanya industri 4.0 membuat emiten telekomunikasi bergerak cukup baik.
Baca Juga: Saham Gocap Bagus, Kenali Definisi, Keuntungan Hingga Risikonya
Sebagai contoh, saham TLKM, EXCL, dan ISAT memiliki prospek yang paling baik untuk kedepannya. Target rekomendasi saham TLKM akan berada di harga Rp 4.65 per lembar.
Begitu pula dengan EXCL yang memiliki target harga buy Rp 3.380 dan ISAT di harga Rp 7.475. Dengan begitu, dapat terlihat bahwa ISAT memiliki nilai target buy tertinggi.
Hal tersebut terjadi karena untuk saat ini, ISAT memiliki kinerja cukup positif. Banyaknya jumlah pelanggan juga tentunya mempengaruhi harga saham tersebut.
Meskipun begitu, peran pemerintah sebagai regulator cukup penting untuk menjaga persaingan saham emiten telekomunikasi Indonesia. Dengan persaingan ketat, pemerintah diharapkan bisa menjaga tarif yang sehat. (R10/HR-Online)