Saham batu bara harganya terus melejit naik. Hal itu kemungkinan karena tren harga batu bara yang masih stabil pada jalur bullish.
Seperti yang diketahui saat ini pemerintah menerapkan pengetatan kebijakan ekspor impor batu bara. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara pemasok batu bara terbesar di dunia.
Sontak saja pelarangan ekspor yang pemerintah tetapkan membuat negara lain kesulitan dan akhirnya meningkatkan kebutuhan batu bara.
Baca Juga: Investasi Gasifikasi Batu Bara, Wujud Proyek Hilirisasi
Jenis Saham Batu Bara Melonjak Naik
Untuk produk batu bara sendiri, harganya saat ini menembus hingga US$200/ton. Tentunya dengan harga yang melonjak tinggi, harga saham jadi terdampak.
Harga tertinggi kontrak berjangka batu bara terjadi pada pekan lalu pada Jumat (14/1) yang melesat hingga 2,48% ke US$ 216,75/ton.
Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi pertama kemarin (17/1), mayoritas dari harga emiten batu bara naik dan menguat. Berikut ini beberapa daftarnya.
- Bayan Resources (BYAN), naik +9,84%, ke Rp 33.475/ lembar saham.
- PT Indo Tambangraya (ITMG), +1,93%, ke Rp 21.100/ lembar saham.
- Indika Energy (INDY), +1,80%, ke Rp 1.700/ lembar saham.
- Alfa Energi Investama (FIRE), +1,76%, ke Rp 346/ lembar saham.
- TBS Energi Utama (TOBA), +4,44%, ke Rp 1.175/ lembar saham.
- Mitrabara Adiperdana (MBAP), +1,69%, ke Rp 3.600/ lembar saham.
- Delta Dunia Makmur (DOID), +1,63%, ke Rp 250/ lembar saham.
- Bumi Resources (BUMI), +1,49%, ke Rp 68/ lembar saham.
- Adaro Energy (ADRO), +1,32%, ke Rp 2.300/ lembar saham.
- PT Borneo Olah Sarana (BOSS), +4,29%, ke Rp 73/ lembar saham.
- Prima Andalan Mandiri (MCOL), +1,74%, ke Rp 3.500/ lembar saham.
- Golden Eagle Energy (SMMT), +1,72%, ke Rp 236/ lembar saham.
- Golden Energy Mines (GEMS), +0,36%, ke Rp 7.000/ lembar saham.
- Bukit Asam (PTBA), +0,35%, ke Rp 2.840/ lembar saham.
- United Tractors (UNTR), +1,17%, ke Rp 23.800/ lembar saham.
- Harum Energy (HRUM), +0,91%, ke Rp 11.100/ lembar saham.
- Resource Alam Indonesia (KKGI), +0,74%, ke Rp 274/ lembar saham.
- ABM Investama (ABMM), +0,72%, ke Rp 1.405/ lembar saham.
Baca Juga: Perusahaan Sekuritas Terbaik, Kenali Dulu Tipsnya Sebelum Menentukan
Dari data di atas, dapat terlihat bahwa kenaikan saham batu bara BYAN yang paling tinggi, yaitu 9,84%. Jika menilik dalam sepekan ke belakang, saham BYAN melesat hingga 18,86%.
Akibat Ketidakpastian Kebijakan Ekspor
Pemerintah menetapkan peraturan pengetatan larangan ekspor batu bara sejak 1 Januari 2022. Larangan tersebut akan terus berlaku sampai 31 Januari 2022 mendatang.
Adanya pelarangan ekspor ini bertujuan untuk menjaga kebutuhan batu bara domestik. Hingga saatnya ini pemerintah sudah mengamankan setidaknya 13,6 juta ton batu bara.
Fauzan Luthfi Djamal, seorang Analis RHB Sekuritas Indonesia menilai bahwa dampak kebijakan ini terlihat di pergerakan harga batu bara. Harga komoditas energi bisa menembus US$190.00 per ton.
Baca Juga: Influencer Saham Terbaik, Begini Pengertian dan Tips Ampuhnya
Ia juga menambahkan bahwa larangan ini tidak akan mengalami perpanjangan. Sebab, Fauzan merinci kebutuhan PLTU di bulan Januari sudah berada di angka 20 juta ton dan bisa terpenuhi dalam waktu 26 hari terakhir.
Larangan ekspor batu bara memang tidak begitu berdampak pada saham batu bara, namun potensi harga hasil bumi nonmigas yang terus meningkat bisa membuat beberapa saham tetap uptrend dalam beberapa pekan ke depan. (R10/HR-Online)