Proses terjadinya supernova pada akhir hidup bintang melalui beberapa tahapan. Mengingat ketika terjadinya supernova akan mengeluarkan energi yang sangat besar, maka prosesnya pun tidaklah singkat.
Supernova sendiri adalah proses ledakan. Adanya ledakan tersebut akibat dari umur bintang yang tidak lama lagi.
Dengan kata lain, supernova adalah cara sebuah bintang mati, yaitu dengan meledakkan energi di dalamnya.
Baca Juga: Objek Kosmik Kuat GLEAM Terdeteksi Memancarkan Energi ke Arah Bumi
Memahami Proses Terjadinya Supernova
Berbicara mengenai bintang, maka tentunya familiar dengan istilah supernova. Istilah tersebut erat kaitannya dengan kematian bintang di alam semesta.
Seperti yang Anda ketahui bahwa ada berjuta bintang di Tata Surya kita ini. Bahkan, galaksi di luar Bima Sakti kebanyakan hanya berisi ribuan hingga jutaan bintang.
Bintang sendiri adalah objek luar angkasa yang memiliki energi sangat besar. Saking besarnya energi tersebut, bintang dapat memiliki cahayanya sendiri.
Objek bintang adalah salah satu dari beberapa lainnya yang bisa Anda lihat dari Bumi tanpa bantuan sebuah alat teleskop. Bintang terlihat jika langit di daerah sekitar cerah.
Namun, bintang juga memiliki masa habis pakainya. Ketika energi di dalam bintang mulai berkurang, maka itu pertanda akhir hidupnya.
Bintang yang hampir mati tersebut menghadirkan ledakan yang bernama supernova. Pada saat supernova terjadi, bintang melepaskan cahaya yang kuat serta energi di galaksi.
Bahkan, cahaya akibat supernova terlihat dari galaksi tetangganya yang notabene berjarak sangat jauh. Oleh karena itu, dapat Anda bayangkan proses terjadinya supernova yang dahsyat.
Jenis Supernova
Sebenarnya, ada dua tipe atau jenis dari supernova itu sendiri. Tipe tersebut terbagi atas I dan II. Kedua perbedaan terlihat dari bintang mana ledakan tersebut berasal.
Baca Juga: Meteor yang Pernah Jatuh ke Bumi, Ada di Indonesia!
Tipe I (Ledakan Bintang Katai Putih)
Ledakan supernova Tipe I ini berasal dari bintang katai putih dalam sistem bintang ganda. Katai putih sendiri adalah titik akhir hidup suatu bintang.
Bintang-bintang katai putih memiliki massa sekitar 5 kali massa Matahari. Kebanyakan katai putih memiliki ukuran yang hampir sama dengan Bumi.
Di dalam sistem bintang ganda, katai putih akan menarik sejumlah materi bintang pasangannya. Proses penarikan tersebut hanya terjadi jika jarak keduanya sangat dekat.
Hal tersebut memicu terjadinya tarikan gravitasi pada objek yang rapat seperti katai putih. Masih menjadi perdebatan di kalangan astronom mengenai bintang seperti apa yang menjadi pasangan katai putih.
Namun berdasarkan teori, bintang pasangan katai putih harusnya bisa memberi massa yang besar hingga ke inti katai putih. Dengan begitu, katai putih mencapai kerapatan kritisnya.
Proses terjadinya supernova di Tipe I ini terjadi karena pembakaran karbon dan oksigen yang masif bahkan tidak terkontrol. Sehingga, bintang bisa meledak dengan dahsyat.
Tipe II (Bintang Tunggal Bermassa Besar)
Supernova ini terjadi pada bintang dengan massa 8 kali dari massa matahari. Bintang tunggal bermassa besar ini lebih masif dari matahari itu sendiri.
Proses ledakan supernova terjadi ketika bintang tidak lagi memiliki cukup bahan bakar untuk proses fusi. Inti bintang akan menciptakan tekanan keluar yang memicu dorongan gravitasi besar.
Baca Juga: Bintang Tercantik di Alam Semesta Dengan Cahaya Paling Terang
Bagian luar bintang membesar menjadi raksasa merah. Sementara itu, di sisi lain pada bagian inti bintang menghasilkan gravitasi yang menyebabkan pengerutan.
Saat mengerut itulah sebuah bintang menjadi lebih panas dan rapat. Pada titik tersebut juga sejumlah reaksi nuklir mulai terjadi sehingga bisa menimbulkan keruntuhan sementara.
Saat fusi tidak lagi terjadi, maka bintang mencapai fase terakhirnya. Setelah itu, gravitasi akan runtuh dengan temperatur naik mencapai lebih dari 100 miliar.
Kemudian proses terjadinya supernova berlanjut hingga energi ditransfer melalui selubung bintang dan ada ledakan gelombang kejut.
Selanjutnya ketika gelombang kejut bertemu dengan materi bintang pada lapisan terluar, maka materi akan mengalami pembakaran. Dari situlah terbentuk elemen baru dan isotop radioaktif.
Materi yang terlepas saat ledakan bintang terjadi saat inilah yang dinamakan dengan supernova remnant.
Rata-rata proses terjadinya supernova adalah pada 50 tahun sekali di galaksi sebesar Bima Sakti. Supernova nyatanya bisa memperkaya medium bintang dan gelombang kejutnya mampu membentuk formasi bintang baru. (R10/HR-Online/Editor-Ndu)