Proses terbentuknya galaksi seringkali menjadi satu pertanyaan yang membuat penasaran hampir sebagian besar masyarakat. Hingga saat ini, proses tersebut pun masih dipelajari secara menyeluruh.
Galaksi merupakan sistem masif yang terikat oleh gaya gravitasi. Ini terdiri dari gas dan debu medium antar bintang, bintang dengan segala bentuk manifestasinya, hingga materi gelap.
Perlu Anda ketahui, galaksi tidak tersebar secara acak di alam semesta. Akan tetapi, galaksi sering ditemukan di sebuah gugus galaksi. Selanjutnya merupakan bagian kelompok yang lebih besar bernama super gugus galaksi.
Baca Juga: Nebula Emisi Galaksi Tipe Baru, Ditemukan Astronom
Galaksi mempunyai sebuah inti yang terdiri dari bintang-bintang. Inti bintang ini pada umumnya sudah berumur tua dengan jarak yang berdekatan.
Selain itu, galaksi terdiri dari beberapa bentuk, seperti spiral, elips, serta terdapat pula yang tidak beraturan. Sedangkan luas galaksi mencapai 100.000 tahun cahaya (TC).
Bagaimana Proses Terbentuknya Galaksi?
Para astronom pada paruh kedua abad ke-20 sudah banyak membuat penemuan yang sangat menakjubkan.
Dengan adanya penemuan-penemuan tersebut, maka semakin memperluas pemahaman kita terkait dengan alam semesta.
Bahkan pengetahuan manusia mengenai bagaimana alam semesta tercipta telah tumbuh secara eksponensial.
Akan tetapi, dari beberapa pertanyaan yang mendasar, hingga saat ini masih menjadi teka-teki, salah satunya adalah bagaimana galaksi pertama terbentuk?
Sejarah Galaksi
Proses terbentuknya galaksi masih misteri hingga kini. Akan tetapi, secara umum terdapat dua pendapat terkait dengan proses tersebut.
Pada pendapat yang pertama menyebutkan bahwa galaksi berasal dari awan gas besar, selanjutnya mengalami pengecilan karena tertarik gaya gravitasi sendiri.
Sedangkan untuk pendapat kedua menyatakan bahwa galaksi terbentuk dari gabungan massa-massa lebih kecil. Kemudian massa-massa tersebut tergabung akibat adanya gaya tarik menarik antar sesamanya.
Baca Juga: Bentuk Orbit Planet yang Mengelilingi Matahari, Ini Infonya
Dahulu beberapa peneliti melakukan adanya pengamatan terhadap galaksi. Pengamatan tersebut mereka lakukan dengan menggunakan sebuah teleskop/teropong.
Galileo ialah pengamat pertama terhadap proses terbentuknya galaksi. Pengamatan ini ia lakukan pada tahun 1609 menggunakan teleskop astronomi hasil temuannya.
Selanjutnya terdapat kabut sinar milky way yang terdiri dari bermilyar bintang dengan cahaya melemah. Hal ini karena jaraknya yang terlalu jauh.
Milky way merupakan kumpulan bintang yang terletak di galaksi Bima Sakti. Selanjutnya pada tahun 1755, Thomas Wright melakukan pengamatan pada galaksi.
Ia menemukan matahari terletak di dalam kumpulan tersebut dengan bentuk seperti piringan. Dalam temuannya terjadi adanya gaya gravitasi atau gaya tarik yang terdapat di dalam galaksi.
Bukti akan kemunculan awal galaksi terungkap pada tahun 2006 lalu. Dalam bukti yang terungkap tersebut diketahui bahwa galaksi IOK-1 mempunyai pergeseran merah atau red shift luar biasa tinggi yakni sebesar 6,96 setara dengan jangka waktu 750 juta tahun setelah Big Bang.
Hal ini pun menjadikannya sebagai galaksi terjauh serta paling purba yang pernah terlihat. Hingga saat ini pertanyaan bagaimana proses detail terbentuknya galaksi berlangsung, masih belum terjawab secara pasti dalam dunia astronomi.
Teori Terbentuknya Galaksi
Berdasarkan keterangan dari Fowler, 12 ribu juta tahun silam, galaksi kita bukanlah seperti yang ada saat ini.
Galaksi merupakan kumpulan kabut gas hidrogen dengan ukuran sangat besar yang ada di ruang angkasa.
Dalam teori proses terbentuknya galaksi selanjutnya, kabut gas hidrogen tersebut bergerak perlahan mengadakan rotasi yang menyebabkan seluruhnya berbentuk bulat.
Dengan adanya gaya berat menyebabkan kabut gas hidrogen melakukan kontraksi. Massa pada bagian luar banyak yang tertinggal.
Untuk bagian yang berkisar lambat serta mempunyai berat jenis cukup besar, maka terbentuklah bintang-bintang.
Dengan kumpulan materi yang terus memadat, ini mengakibatkan suhu terus mengalami peningkatan.
Ketika suhu kumpulan materai serta artikel tersebut telah mencapai 100 juta derajat, maka terjadilah adanya reaksi nuklir serta calon bintang yang menyala.
Inilah yang namanya bintang muda. Proses terbentuknya galaksi selanjutnya, bintang yang menyala tersebut akan meledak biasa disebut dengan supernova.
Baca Juga: Fungsi Sabuk Asteroid di Tata Surya, Ciri dan Fakta Menariknya!
Kemudian supernova tersebut akan melemparkan semua materi yang ada di dalamnya ke alam semesta.
Alam semesta pun penuh dengan debu kosmis dan terbentuklah kembali bintang-bintang lebih kecil.
Akhirnya terbentuklah bintang yang seukuran dengan matahari. Proses ini membutuhkan waktu hingga 500 juta tahun lamanya.
Sementara itu, sebagian besar bintang termasuk matahari bersinar terus hingga milyaran tahun lamanya.
Dalam proses terbentuknya galaksi, inti bintang yang sudah ditinggalkan oleh lapisan luar akan kehabisan bahan bakar. Ini juga tidak dapat melakukan reaksi nuklir lagi. Dengan demikian hanya dapat menjadi benda langit berwarna putih yang tidak dapat memancarkan sinarnya. Lama-kelamaan akan mati dan hilang. (R10/HR-Online/Editor-Ndu)