Proses terbentuknya awan cumulonimbus atau awan petir penting kita tahu. Pemberian julukan awan petir tentunya bukan tanpa alasan.
Hal itu karena awan ini muncul menjulang sangat tinggi ketika akan ada badai dan petir. Awan ini juga satu-satunya yang bisa menghasilkan hujan es.
Baca Juga: Proses Terjadinya Hujan Secara Singkat dan Lengkap
Bagaimana sebenarnya proses pembentukan awan petir ini sehingga bisa menghasilkan guntur dan badai?
Ketahui Proses Terbentuknya Awan Cumulonimbus
Awan cumulonimbus (Cb) adalah awan yang berbentuk vertikal dan menjulang tinggi di langit. Awan ini berwarna sangat gelap.
Orang-orang seringkali menandai akan turun hujan dengan kemunculan awan ini. Sebab itulah, awan cumulonimbus lebih terkenal dengan awan petir.
Awan cumulonimbus memiliki dasar yang berbentuk datar dengan fitur seperti dinding berwarna sangat gelap tergantung pada bagian bawahnya. Letak awan yang tidak terlalu tinggi dari bumi tak ayal membuatnya semakin terlihat menakutkan.
Nama cumulonimbus sendiri berasal dari bahasa Latin “Cumulus” yang memiliki arti tumpukan dan “Nimbus” yang berarti badai.
Baca Juga: Meteor Terbesar di Dunia yang Pernah Ditemukan, Sampai 60 Ton!
Jenis Awan Cumulonimbus
Terdapat tiga jenis awan cumulonimbus secara umum, yaitu:
1. Cumulonimbus Calvus
Ciri dari awan cumulonimbus calvus adalah bengkak atau lebar seperti halnya awan cumulus. Tetesan air pada puncak menara awan ini belum membeku menjadi kristal es.
Oleh sebab itu, proses terbentuknya awan cumulonimbus ini tidak dapat menghasilkan hujan es.
2. Cumulonimbus Capillatus
Bagian atas awan cumulonimbus capillatus lebih berserat dari yang lainnya. Meski begitu, awan ini tetap berisi.
Tetes-tetes air di dalam awan ini sudah mulai membeku. Ketika awan cumulonimbus capillatus muncul, seringkali dijadikan sebagai penanda hujan.
3. Cumulonimbus Incus
Awan cumulonimbus incus adalah yang tertinggi. Bahkan awan ini bisa mencapai puncak troposfer dan masih tetap bertumbuh.
Bagian atas awan berserat seperti capillatus, namun berbentuk seperti landasan. Bentuk landasan itu adalah tempat untuk awan agar terus tumbuh.
Baca Juga: Matahari Terbenam Lebih Lambat di Akhir Januari, Ada Apa?
Jika awan masih ingin bertumbuh, maka ia harus melakukannya ke luar untuk menciptakan landasan atau inkus baru yang indah.
Setelah mengetahui proses dan jenis-jenisnya, maka saatnya kita mengenal proses terbentuknya awan cumulonimbus.
Tahapan Pembentukan Awan Cumulonimbus
Proses terbentuknya awan cumulonimbus pada awalnya, awan ini merupakan keluarga awan cumulus (awan menggumpal) yang tercipta karena adanya udara naik dan mengembun di langit.
Pada tahap tersebut, awan cumulus dapat berkembang melalui proses kondensasi. Selanjutnya, udara di dalam awan akan menjadi lebih hangat daripada lingkungan di sekitarnya.
Adanya ketidakstabilan pada udara akan memacu proses terbentuknya awan cumulonimbus sehingga dapat tumbuh secara vertikal.
Udara yang bergerak ke atas bertugas menjaga tetesan air dan kristal es agar tetap terperangkap di dalam awan.
Di saat awan terbentuk ke ketinggian yang dapat membuat suhu di bawah titik beku, maka curah hujan kecil mulai terbentuk.
Pada akhirnya, air hujan yang menumpuk tidak lagi mampu udara tahan. Pada saat itulah terjadi hujan yang turun ke permukaan Bumi. Lantas, bagaimana bisa awan ini bisa menghasilkan petir?
Air hujan, penguapan dan pendinginan di udara tadi akan menciptakan downdraft atau aliran udara yang bergerak ke bawah. Terjadinya downdraft dan updraft yang menghasilkan petir.
Awan cumulonimbus terus bertumbuh semakin tinggi, bahkan sampai menyentuh stratosfer. Bagian atas awan adalah tempat yang berbentuk landasan tempat hujan, kilat, petir, dan hujan es.
Dampak Munculnya Awan Cumulonimbus
Hal yang paling terdampak dari proses terbentuknya awan cumulonimbus ini adalah cuaca. Kondisi cuaca yang tidak menentu nantinya mempengaruhi segala bidang lainnya seperti penerbangan, pertanian, bahkan hingga pelayaran.
Cumulonimbus menciptakan hujan yang lebat di suatu wilayah. Hujan lebat itu turun bersama dengan petir. Sebab itulah berbagai transportasi terganggu, terutama penerbangan dan pelayaran.
Ketika awan cumulonimbus berada di lautan, maka kapal-kapal nelayan sangat terdampak. Awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan lebat dapat membuat ombak laut semakin ganas hingga tornado.
Begitu juga dengan penerbangan, akibat dari proses terbentuknya awan cumulonimbus akan membuat penerbangan tertunda hingga cuaca membaik. Hal itu karena awan ini bisa mengacaukan sistem komunikasi pesawat hingga turbulence dahsyat akibat petir dan badai di dalamnya. (R10/HR-Online/Editor-Ndu)