Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Para siswa SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat menyebutnya tradisi Lingkaran Setan. Sejumlah anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis, membentuk lingkaran, lalu salah satu siswa menampar siswa lainnya dan seterusnya. Sampai semua anggota Pramuka dalam lingkaran tersebut kena tampar.
Tamparan tidak berhenti di sana, kakak pembina dalam kegiatan Pramuka tersebut juga akan menambah tamparan jika melihat juniornya masih kuat dan bertahan.
Tradisi Lingkaran Setan yang sudah berlangsung puluhan tahun di SMAN 1 Ciamis tersebut akhirnya memakan korban.
Mamay salah satu orang tua siswa yang mengikuti kegiatan Pramuka tak terima anaknya pulang dalam kondisi lebam di wajahnya.
Baca Juga: SMAN 1 Ciamis Tak Tahu Ada Kegiatan Lingkaran Setan, Cuci Tangan?
Buru-buru ia membawa anaknya ke RSUD Ciamis. Ternyata Mamay tak sendirian, ada tiga orang tua lainnya yang juga membawa anaknya ke RSUD Ciamis karena mengalami luka pada bagian wajah setelah kegiatan Pramuka tersebut.
Mamay lantas menanyai anaknya, dari sana ia mengetahui tradisi Lingkaran Setan yang membuat anaknya tersebut luka lebam.
Tradisi Lingkaran Setan Memakan Korban
Anak Mamay yang merupakan siswa kelas X SMAN Ciamis tersebut mengikuti kegiatan Pramuka pada Sabtu (8/1/2022).
“Latihan Pramuka itu, karena bulan nanti katanya akan dilaksanakan kegiatan Hiking Rally pada ekstrakurikuler tersebut,” tuturnya, Rabu (12/1/2022).
Latihan tersebut dilakukan di salah satu rumah alumni di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
“Anak-anak itu disuruh membuat lingkaran oleh kakak-kakak pembinanya. Setelah itu kakak kelasnya itu menyuruh mereka saling tampar,” jelasnya.
Menurut Mamay, jika salah seorang siswa masih kuat meski sudah saling tampar dengan teman-temannya, kakak pembinanya tersebut akan menambahnya dengan tamparan lagi.
“Itu apabila anak-anak masih kuat untuk menerima gamparan. Kalau tidak kuat ya berhenti,” ucapnya.
Akibatnya, anak Mamay mengalami luka pada bagian wajahnya. Bahkan bibirnya pun sedikit sobek akibat tamparan tersebut.
“Ada lagi temannya anak saya yang pundaknya sakit, wajahnya juga sama lebam,” katanya.
Tak terima anaknya dianiaya, Mamay bersama orang tua lainnya melaporkan kasus tersebut ke Polres Ciamis.
“Setelah ada laporan ini kami harap kejadian ini tidak terulang lagi,” harap Mamay.
SMAN 1 Ciamis Tidak Tahu Ada Tradisi Lingkaran Setan
Sementara itu, Wakasek Bidang Kesiswaan Iim Imansyah yang sudah mengajar selama 18 tahun di SMAN 1 Ciamis mengaku tidak mengetahui tradisi Lingkaran Setan tersebut.
Iim menyebut tradisi yang sudah berlaku pada 27 angkatan SMAN 1 Ciamis tersebut merupakan inisiatif dari siswa.
“Saya aja tidak mengetahui kalau ada Pramuka yang menyuruh membuat tradisi Lingkaran Setan. Padahal saya sudah mengajar selama 18 tahun di sekolah ini,” katanya.
Menurut Iim jika saja pembina Pramuka tahu tradisi tersebut, pasti akan melarangnya karena bisa membahayakan para siswa.
“”Yang paling mengerikan yaitu tidak adanya pengetahuan dari Pembina. Mungkin jika pembina tahu pasti akan dibimbing agar tidak membahayakan anak-anak,” ucapnya.
Meskipun begitu, terkait laporan orang tua siswa ke kepolisian, Iim mengatakan akan melakukan mediasi. Ia tak ingin siswa yang terlibat tradisi Lingkaran Setan tersebut terjerat hukum.
“Mudah-mudahan nanti bisa dimediasi sehingga permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” pungkasnya. (Ferri/R7/HR-Online/Editor-Ndu)