Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Korban tradisi Lingkaran Setan kegiatan Pramuka SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat ternyata sempat dirawat seniornya di kos-kosan.
Hal itu terungkap dari penuturan Ani Susani, salah satu orang tua korban pelajar kelas X SMAN 1 Ciamis asal Pangandaran.
Ani mengatakan tradisi Lingkaran Setan membuat anaknya mengalami luka lebam dan demam tinggi sampai akhirnya dirawat di RSUD Pandega Pangandaran.
Menurut Ani, pada Sabtu (8/1/2022), dirinya terakhir komunikasi dengan anaknya mengabarkan akan ada pemilihan pimpinan Sangga (Pinsa).
“Anak saya hari Kamis terakhir komunikasi minta didoakan katanya akan ikut pemilihan Pinsa,” kata Ani, Kamis (13/1/2022).
Baca Juga: Mengenal Tradisi Lingkaran Setan SMAN I Ciamis yang Memakan Korban
Ani Susani menambahkan, para senior anaknya mengumpulkan 21 orang siswa di rumah salah seorang senior. Saat itulah mereka diminta membuat lingkaran yang biasa dinamakan Lingkaran Setan, sebuah ritual yang setiap tahun rutin dilakukan siswa SMAN 1 Ciamis.
“Setelah membentuk lingkaran, siswa tersebut diinstruksikan untuk saling tampar siapa yang kuat dan tangguh maka dia terpilih menjadi pimpinan sangga (Pinsa),” kata Ibu Ani Susani menurut cerita anaknya.
Ani mengaku mendapat informasi anaknya terluka dari pesan WhatsApp orang tua siswa lainnya.
“Pada Sabtu sore sampai Minggu pagi anak sata tidak bisa dihubungi,” katanya.
Ternyata, lanjut Ani, anaknya merupakan salah satu dari tiga orang pelajar yang panas dan lebam setelah tradisi Lingkaran Setan.
“Anak saya tersebut dibawa ke kosan seniornya untuk diobati. Dari semua anggota Sangga yang saling tampar tersebut anak saya Farel yang masih bertahan. Akibatnya luka lebam-lebam di muka dan badannya panas tinggi setelah diobati seniornya. Saya bawa pulang Farel dan dirawat di RSUD Pandega ini,” jelasnya.
Orang tua korban tradisi Lingkaran Setan itu berharap kasus tersebut ditanggapi dengan serius agar ke depan tidak terulang kembali.
“Saya berharap bagaimanapun caranya semua pihak bisa menanggapi permasalahan ini dengan serius, agar tidak terulang ke depannya,” pungkasnya. (Madlani/R7/HR-Online/Editor-Ndu)