Contoh saham growth stock memiliki kriteria utama, yaitu terus bertumbuh. Sederhananya, sebuah saham perusahaan yang sedang uptrend.
Sebuah perusahaan memiliki kapitalisasi pasar dan laba yang kecil, namun terus bertumbuh dari periode sebelumnya dan tercatat hanya beberapa kali membagikan dividen. Itu bukan saham growth stock.
Lain cerita jika perusahaan tersebut memang rutin membagikan dividen atau tidak. Jadi, saham growth stock dapat terlihat dari rutin tidaknya pembagian dividen.
Baca Juga: Tujuan Portofolio Investasi Sebagai Tolak Ukur Pembelian Saham
Inilah Contoh Saham Growth Stock
Jenis saham growth stock bisa jadi sangat menjanjikan bagi Anda yang mengincar capital gain. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhannya yang lebih tinggi dari nilai rata-rata pasar.
Pada growth stock, pembagian dividen tidak dalam jumlah besar. Para investornya memilih melakukan investasi ulang untuk perkembangan bisnisnya.
Berdasarkan evaluasi dari Bursa Efek Indonesia pada 2021 lalu, ada 13 emiten saham yang masuk ke dalam indeks growth stock.
- Saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEKS).
- PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
- Saham XL Axiata Tbk (EXCL).
- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
- Saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
- PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
- Saham Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
- PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
- Saham Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
- PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).
- Saham Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM).
- PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE).
- Saham Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Contoh saham growth stock tersebut memiliki jumlah berdasarkan IDX Growth sebesar 30.
Baca Juga: Top Value Saham Kembali Menjadi Incaran Para Investor
Ciri-Ciri Saham Growth Stock
Saham yang memiliki valuasi murah tidak selalu termasuk dalam jenis growth stock. Lantas, bagaimana cara mengetahuinya? Berikut ciri-cirinya.
Sahamnya cenderung naik (uptrend), harga saham menunjukkan minimal 3 titik resistance. Harga saham tersebut sedikit mahal atau overvalue.
Sebab, investor mengharapkan capital gain yang besar saat emiten semakin bertumbuh. Jika saham membagikan dividen, maka harganya tergolong murah.
Sektornya sedang tren, maksudnya adalah sedang ramai diperbincangkan dan memberi dampak pada saham-saham lain dalam sektor tersebut sehingga harga menjadi naik.
Perusahaan tidak senang berbagi dividen. Hal ini karena pembagian dividen akan mengurangi laba ditahan perusahaan yang dapat mempengaruhi capital gain. Kebanyakan dari perusahaan kecil yang sedang berkembang.
Baca Juga: Investasi dengan Return Tertinggi Memiliki Banyak Jenis Bahkan Emas
Growth Stock atau Value Stock?
Pemilihan dua saham ini tergantung dengan kepentingan. Jika Anda berorientasi dengan masa depan, maka growth stock adalah jawabannya.
Growth stock memiliki potensi mengungguli pasar dari waktu ke waktu. Sedangkan value stock hanya tidak bisa diprediksi.
Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk risiko sendiri, saham growth stock cenderung lebih berisiko sehingga tidak cocok untuk investor pemula.
Untuk memulai investasi, Anda bisa memilih dari salah satu contoh saham growth stock di atas. Pastikan untuk memahami dasar-dasar investasi terlebih dahulu. (R10/HR-Online)