Amanah dalam pekerjaan? Bagaimana maksudnya? Perlu Anda ketahui, amanah itu merupakan timbangan kejujuran setiap pekerja.
Faktanya, sulit untuk mendapatkan orang-orang yang benar-benar amanah dalam mengemban tugasnya.
Sebagai buktinya, orang-orang di sekitar kita saja masih banyak yang menyia-nyiakan amanah. Bahkan hal ini sangat sering kita temui di berbagai sektor pekerjaan juga jabatan.
Bagaimana Islam menjawab atau bagaimana pandangan Islam akan hal ini? Padahal sebelum benar-benar mendapat amanah tersebut, kebanyakan dari kita juga bersumpah terlebih dahulu dengan Al-Qur’an.
Mengapa masih bisa bebas dengan kemauannya sendiri menyia-nyiakan segala amanah yang sudah diberikan khusus untuk dirinya. Padahal kita tahu dalam pekerjaan itu tidak ada yang mudah.
Baca juga: Hikmah Perilaku Amanah Mengajarkan untuk Senantiasa Bersikap Jujur
Dalil Amanah dalam Pekerjaan, Islam Menjawab
Seperti yang sudah kita ketahui, di Al-Qur’an sudah terdapat ayat-ayat juga hadis yang mengatur amanah dalam pekerjaan.
Adanya ayat ini juga menjadi kewajiban untuk kita supaya tetap meningkatkan dan senantiasa menjaga amanah.
Sebagaimana dalam firman Allah Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 58 yang artinya adalah “Sungguh, Allah itu telah menyuruh kita untuk menyampaikan amanah kepada siapa yang berhak untuk menerimanya. Lalu menyuruh kita untuk menetapkan hukum di antara manusia supaya terjadi dengan adil. Karena Allah itu maha memberi pengajaran yang baik kepada kita. Allah juga maha mendengar dan maha melihat”.
Tidak hanya itu saja yang menjadi dasar mengapa kita harus mengemban amanah yang diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya.
Karena dalam Al-Qur’an surat Al Anfal ayat 27 juga menjelaskan, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah beserta Rasul. Jangan pula kalian mengkhianati amanah yang sudah dipercayakan kepada kalian, padahal kalian mengetahuinya”.
Membahas tentang amanah dalam pekerjaan ini juga mempunyai kaitan dengan orang munafik. Mengapa demikian? Bukankah Islam itu mengajarkan bahwa ciri tanda orang munafik itu ada tiga.
Pertama apabila ia berbicara, maka ia berdusta. Kedua, bila berjanji ia ingkar. Lalu ketiga, bila diberi amanah akan berkhianat.
Sebagai umat muslim yang taat beragama, sudah seharusnya kita menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an juga hadis itu untuk menjadi panduan atau patokan kita menjalankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila dalam Al-Qur’an sudah tertuang bahwasannya kewajiban menjaga amanah dengan baik dan benar, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk mengabaikan amanah tersebut.
Baca juga: Keteladanan Zaid Bin Tsabit, Sosok Pemberani dan Bertanggung Jawab
Dalam Kekuasaan
Membahas tentang amanah dalam pekerjaan, di konteks ini amanah itu berada dalam kekuasaan. Di antara amanah dengan kekuasaan merupakan seseorang yang tak menggunakan kekuasaan yang ia dapatkan atau diberikan kepadanya guna mendapatkan keuntungan pribadi ataupun keluarganya.
Ia juga tak boleh mengambil tambahan yang berasal dari luar gajinya. Terlebih tambahan tersebut dari cara yang tak benar.
Seperti halnya menerima suap, baik itu dengan sebutan hadiah, kolusi, korupsi, nepotisme, serta jenis lainnya. Sebab itu semua bukanlah bentuk dari amanah dalam pekerjaan.
Akan tetapi, bentuk pengkhianatan atau penipuan yang membahayakan seluruh umat. Ini merupakan hal yang Allah dan Rasul haramkan.
Ketahuilah dalam hadis riwayat Abu Dawud menjelaskan, “Siapapun yang kami angkat untuk menjadi pekerja guna mengerjakan sesuatu hal, maka akan kami beri upah sebagaimana mestinya. Apabila ia mengambil lebih dari upah yang sebagaimana mestinya tersebut, itu merupakan korupsi”.
Dalam hal ini juga, berarti kita memberikan suatu tugas ataupun jabatan kepada orang yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya.
Sebab, Rasulullah SAW juga mengajarkan hendaknya kita itu membebankan suatu amanah kepada mereka yang benar-benar ahli dan mampu. Karena jika tidak, sungguh akan datang kehancuran.
Baca juga: Keteladanan Nabi Zulkifli, Raja yang Luar Biasa Sabar
Kehormatan dan Rahasia
Bukan hanya itu saja amanah dalam pekerjaan yang harus kita ketahui. Amanah itu juga berlaku dalam kehormatan serta rahasia.
Untuk amanah yang berlaku dalam konteks kehormatan adalah menjaga nama baik atau nama orang lain. Terdapat beberapa perbuatan yang terlarang karena berkaitan dengan amanah ini.
Seperti mengadu domba, ghibah, menuduh orang lain berzina, dan jenis lainnya. Apabila dalam konteks pekerjaan, hendaknya kita itu saling menghormati, memberi bantuan, dan berupaya membangun hubungan kerja yang baik.
Sedangkan untuk amanah dalam pekerjaan konteks rahasia adalah jika seseorang menyampaikan sesuatu yang sifatnya penting serta rahasia kepada kita, maka inilah amanah yang harus kita jaga.
Amanah rahasia tersebut tentunya tidak boleh untuk kita bocorkan kepada orang lain yang tak mempunyai kewajiban atau berhak mengetahuinya.
Dalam urusan pekerjaan, bukan hanya amanah saja yang harus kita utamakan. Akan tetapi, dalam melaksanakan tugas serta kewajiban kita juga harus tuma’ninah.
Setiap beban yang ada harus kita laksanakan sebagai amanah. Salah satunya adalah amanah dalam pekerjaan. (Muhafid/R6/HR-Online)