Aliran bintang C-19 begitu memukau, membentang di hamparan langit malam. Ini merupakan sisa dari gugus bola purba. Kemudian berisi bintang-bintang dengan tingkat logam rendah.
Sementara itu, kandungan elemen beratnya 2.500 kali lebih rendah daripada matahari. Meskipun tidak terlihat dengan mata telanjang, kira-kira 30 kali lebar bulan purnama.
Baca Juga: Objek Misterius TIC 400799224, Berdebu yang Meredupkan Bintang Induk
Penemuan Aliran Bintang C-19 di Bima Sakti
Mengutip laman Sci-news, sebagian besar bintang seperti matahari, terbentuk di galaksi Bima Sakti.
Akan tetapi, menurut Dr. Jonay Gonzalez, astronom di Instituto de Astrofísica de Canarias, sebagian kecil dari bintang dan gugus bintang di Bima Sakti dapat ditemukan di sekitarnya. Kemudian dibawa ke dalam galaksi yang lebih kecil.
Aliran bintang C-19 orbitnya memanjang sekitar 20.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Lalu kurang lebih 90.000 tahun cahaya pada titik terjauhnya.
Dr. Gonzalez dan rekan awal mulanya melihat C-19 dalam data astrometri dari Gaia Early Data Release 3.
Ketika mengamati dengan teleskop Gemini Utara dari instrumen GRACES, C-19 merupakan sisi dari gugus bola. Belum dapat diketahui apakah gugus bola mengandung sedikit elemen berat.
Masalahnya terdapat teori yang berhipotesis jika mereka tidak dapat terbentuk sama sekali. Hal tersebut sesuai dengan asumsi Dr. Nicolas Martin, astronom dari Strasbourg Astronomical Observatory.
Dari hasil pengamatan menunjukan jika gugus bola purba terbentuk dari generasi bintang muda. Lalu menjadikan aliran bintang C-19 sebagai peninggalan yang luar biasa sejak terbentuknya kelompok bintang pertama.
Baca Juga: Karakteristik Galaksi Andromeda, Terbesar Kedua Setelah Bima Sakti?
Aliran Bintang Kandidat Baru
Tim memakai peta rinci lokasi dan pergerakan bintang. Dibuat dari data satelit Gaia yang belum pernah ada sebelumnya. Badan Antariksa Eropa (ESA) meluncurkannya pada tahun 2013.
Kemudian tim menggunakan algoritma baru agar dapat mengisolasi pengelompokan bintang langka. Karena bergerak bersama melalui Bima Sakti.
Mereka menemukan struktur aliran bintang kandidat baru C-19. Cluster yang mereka temukan perlahan-lahan kehilangan bintangnya ketika bergerak melalui Bima Sakti. Sehingga yang tersisa hanya aliran bintang di langit.
Baca Juga: Bentuk Orbit Planet yang Mengelilingi Matahari, Ini Infonya
Peta Galaksi
Dari peninggalan masa lalu, sangat penting agar mendapat gambaran mengenai pembentukan bintang di alam semesta yang muda. Selain itu, untuk menentukan konstruksi pertama struktur bintang.
Peta satelit Gaia terus mengalami peningkatan. Pasalnya, mengkombinasikannya dengan riset seperti Pristine.
Pristine memetakan langit secara sistematis untuk mengukur jumlah relatif elemen berat dalam jutaan bintang.
Lalu pada pengamatan lanjutan, tim mengkonfirmasi klasifikasi gugus bintang. Bahkan dapat menemukan nilai lebih akurat untuk fraksi element berat yang begitu rendah di bintangnya.
Nilai tersebut hanya 0,04% dari jumlah elemen di matahari kita. Jadi, jauh lebih sedikit daripada di grup lain dari bintang-bintang di alam semesta ini.
Dengan begitu, akan menghasilkan lebih banyak penemuan luar biasa. Termasuk penemuan aliran bintang C-19 yang sangat miskin logam di Bima Sakti. (R10/HR-Online)