Abdullah bin Mas’ud merupakan salah satu sahabat nabi yang memberi keteladanan serta mempunyai keistimewaan.
Perlu Anda ketahui, kisah Abdullah terkenal akan suaranya yang sangat merdu. Ia juga mempunyai berbagai keistimewaan lainnya.
Dahulunya, sahabat nabi ini belum masuk Islam. Tetapi setelah masuk Islam, tak lama kemudian Abdullah bertemu dengan Rasulullah SAW.
Tujuannya adalah memohon supaya Rasulullah mau menerimanya untuk menjadi pelayan. Melihat hal tersebut, Rasulullah pun menyetujuinya. Saat itulah, Abdullah berganti jabatan.
Semula, ia adalah penggembala domba. Karena peristiwa tersebut, ia menjadi pelayan sosok yang menjadi utusan Allah dan pemimpin para umat.
Ketika mendampingi Rasulullah, bisa dikatakan Abdullah seperti layang-layang dan benangnya. Maksudnya adalah kemanapun Rasulullah pergi, di situlah ada Abdullah bin Mas’ud.
baca juga: Sahabat Nabi yang Pertama Masuk Islam, Siapa Saja?
Sosok Abdullah bin Mas’ud, Orang Kepercayaan Rasulullah
Sahabat nabi ini selalu membantu Rasulullah. Apabila Rasulullah tidur saat sudah memasuki waktu salat, maka tugas Abdullah adalah membangunkannya.
Menyediakan air untuk mandi, mengambil terompahnya, membawakan tongkat, siwa, serta menutup pintu kamar Rasulullah saat akan tidur.
Bukan hanya itu saja, Rasulullah sendiri juga mengizinkan Abdullah memasuki kamarnya. Selain terpercaya, Rasulullah juga sudah menganggap bahwa hal-hal rahasia yang diketahui oleh Abdullah tidak membuatnya khawatir akan terbuka.
Oleh sebab itu, terdapat julukan tersendiri bagi Abdullah, yakni shahibus sirri Rasulullah. Artinya adalah pemegang rahasia milik Rasulullah.
Disebabkan semasa hidupnya Abdullah bin Mas’ud mengabdi kepada Rasulullah, pada kenyataannya banyak orang yang mengatakan bahwa akhlak yang dimiliki Abdullah sama dengan Rasulullah.
Hal tersebut bukan tidak mungkin jika akan dialami oleh Abdullah. Karena memang sahabat nabi ini hidup di lingkungan rumah rumah tangga Nabi SAW. Nabi Muhammad juga mengajarkan hal-hal yang sifatnya baik untuk Abdullah.
baca juga: Sahabat Nabi Mush’ab bin Umair Tinggalkan Kemewahan untuk Islam
Abdullah dan Umar bin Khattab
Suatu hari, Abdullah bin Mas’ud berkata yang berkaitan dengan pengetahuan Al-Qur’an.
Abdullah mengatakan, “Demi Allah tiada Tuhan selain Allah. Tak ada satu ayat pun dalam Al-Qur’an melainkan aku mengetahui di mana serta bagaimana situasinya saat ayat tersebut turun. Apabila terdapat orang lain yang lebih mengetahui daripada aku, maka aku akan belajar kepadanya”.
Hal tersebut juga dikuatkan dengan kisah sahabat nabi ini bersama khalifah yang kedua yakni Umar bin Khattab.
Ketika malam hari, khalifah Umar sedang berada di perjalanan. Tetapi ia bertemu suatu kabilah. Malam sangat gelap, namun kabilah tersebut tertutup tenda dan menutupi pandangan setiap pengendara.
Ternyata, Abdullah bin Mas’ud yang berada dalam kabilah tersebut. Lantas membuat khalifah Umar memberi perintah kepada pengawalnya untuk bertanya.
Ketika pengawal Umar bertanya kepada Abdullah dari mana, sahabat nabi berkata “Aku dari lembah sangat dalam”.
Kemudian pengawal kembali bertanya, “Mau pergi ke mana?” Asisten Rasulullah ini menjawab akan pergi ke rumah tua, ka’bah.
baca juga: Sahabat Nabi yang Paling Kaya, Teladan untuk Bisnis Berbayar Surga
Mengetahui Tentang Al-Qur’an
Mendengar perkataan Abdullah bin Mas’ud, membuat Umar memberikan pernyataan, di antara orang tersebut pasti terdapat orang alim.
Hal itu juga yang menyebabkan pengawal Umar bertanya kepada Abdullah kira-kira ayat Al-Qur’an mana yang sangat ampuh.
Dengan adanya lontaran pertanyaan dari pengawal Umar tersebut, Abdullah segera menjawab “Sungguh itu hanyalah Allah, tidak ada Tuhan selain Allah. Allah yang maha kekal dan terus-menerus untuk mengurus makhluk-Nya, tidak pernah ngantuk dan tidak pernah tidur pula” (Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 255/Ayatul Kursi).
Bukan hanya itu saja yang Umar tanyakan kepada Abdullah, melainkan juga menyuruh pengawalnya untuk bertanya ayat Al-Qur’an mana yang hukumnya lebih kuat.
Kemudian tanpa ragu Abdullah bin Mas’ud menjawab terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90.
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintah kepada kita untuk berlaku adil dan selalu berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat kita.
Allah juga melarang supaya kita tidak berbuat keji, permusuhan, serta kemungkaran. Dia memberi pengajaran kepada kita supaya kita dapat mengambil pelajaran.
Tidak cukup dengan itu saja, Umar bin Khattab kembali bertanya tentang ayat Al-Qur’an mana yang mencakup semuanya.
Abdullah bin Mas’ud kembali menjawab, “Barangsiapa yang melakukan kebaikan meskipun sebesar biji zarah niscaya ia akan mendapatkan balasannya. Lalu siapapun yang mengerjakan kejahatan sebesar biji zarah, ia juga akan mendapatkan balasannya”.
Sepenggal kisah Abdullah bin Mas’ud di atas memperlihatkan bahwa sosok sahabat nabi ini alim, cinta kepada kehidupan akhirat, serta mempunyai pengetahuan yang mendalam akan kitab Allah beserta isinya. (Muhafid/R6/HR-Online)