Berita Jabar, (harapanrakyat.com),- Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyebut Program OPOP atau One Pesantren One Product harus menjadikan pesantren mandiri bidang ekonomi.
Ia menyebut sekitar 2.574 pesantren menjadi sasaran program OPOP.
“Program ini merupakan pemberdayaan, dalam rangka mendorong pesantren punya produk unggulan dan bisa mandiri secara ekonomi,” ujar Uu saat menjadi pembicara dalam webinar OPOP Rabu (15/12/2021) dari rumah singgah Wagub, di Tasikmalaya.
Ia menyebut, program OPOP di Jabar sudah dimulai sejak akhir tahun 2018.
Kata dia, program One Pesantren One Product ini upaya meningkatkan perekonomian di Jawa Barat secara merata dan adil.
“Jika ada peningkatan ekonomi di pesantren, akan berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar,” katanya.
Baca juga: Pesantren di Jabar Mulai Ekspor Jengkol dan Manggis ke Dubai
Kata dia, biasanya pesantren ada di pedesaan sehingga bisa meningkatkan peluang peningkatan perekonomian, uang akan beredar di sekitar pesantren.
Selain program OPOP, Jabar juga meluncurkan program unggulan lainnya antara lain OVOC (One Village One Company), desa wisata, Bumdes dan lainnya.
Terkait dengan payung hukum program OPOP sudah ada yakni melalui Perda Jabar Nomor 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren, juga ada dalam Perda RPJMD.
Ia berharap ribuan pesantren yang tersentuh program One Pesantren One Product bisa menjadi pesantren juara.
“Juara ini pesantren bisa mandiri bidang ekonomi, tidak bergantung ke zakat, infaq dan shodaqoh,” katanya.
Sementara itu Kusmana Hartadji Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jabar menyebut target program OPOP menyasar 5.000 pesantren.
“Artinya saat ini sudah lebih dari 50 persen,” ujar Uu.
Pihaknya meminta pesantren yang menerima program OPOP agar meningkatkan kualitas produk.
Pasalnya saat ini produk pesantren sudah mulai menyasar pasar nasional dan internasional.
“Kemarin itu sudah ekspor beberapa produk mulai dari fashion muslim, mukena, buah manggis, jengkol dan salak,” katanya. (R8/HR Online/Editor Kujang)