Ledakan di bintang EK Draconis yang mirip dengan matahari muda terjadi sungguh dahsyat. Hal ini menjadi tanda peringatan bagi bumi dan Matahari. Astronom mengatakan bahwa ledakan tersebut menjadi suatu peringatan bagi Bumi.
Menurut Astronom terkait matahari yang di klaim cukup muda tersebut melepaskan plasma magnetik 10 kali lebih besar dan belum pernah ada sebelumnya. Seperti apa dan apa dampaknya? Simak informasinya.
Peristiwa dan Dampak Ledakan Di Bintang EK Draconis Lalu
Bintang EK Draconis diperkirakan berusia sekitar 100 juta tahun yang terlihat seperti bumi dan matahari 4,5 miliar tahun yang lalu.
Seorang peneliti di Laboratory for Atmospheric and space physics Universitas of Colorodo dan pemimpin studi Yuta Notsu menjelaskan terkait bintang ini. Dalam penemuannya menunjukkan bahwa matahari mampu menyemburkan Coronal Mass Ejections atau CMEs. CMEs tersebut merupakan gelembung plasma lebih besar dari pengamatan secara langsung.
Baca juga: Cosmic Bat Nebula Diabadikan NASA, Ledakan Bintang Dahsyat Mirip Kelelawar Raksasa
Hanya saja Matahari lebih tua dari EK Draconis maka cenderung lebih tenang. Notsu juga menambahkan bahwa memahami batas CME adalah penting. Letusan magnetics yang energic dapat berinteraksi dengan atmosfer bumi.
Laporan dari Notsu dan rekannya, bahwa pada 2019 bintang mirip matahari ini mampu menghasilkan ledakan dahsyat radiasi elektromagnetik atau super flare. Bahkan potensi pengeluaran super flare setiap minggu. Berbeda dengan matahari yang lebih tua, bahkan jarang terjadi hanya setiap 1000 tahun lebih.
Baca juga: Ledakan Bintang di Mataram, Fenomena Langka Spektakuler
Super flare adalah semburan radiasi elektromagnetik yang tidak berbahaya. Namun proporsi superflare diikuti CME menjadi bisa berbahaya. Hal inilah yang menjadi alasan adanya penelitian apakah sup
Dampak Terjadinya Ledakan EK Draconis
Salah satu dampak ledakan di bintang EK Draconis adalah berpotensi menyebabkan badai geomagnetik yang cukup mengganggu aktivitas satelit. Terlebih pada penyebab pemadaman listrik dan mengganggu internetatau komunikasi lainnya yang terjadi di Bumi.
Melansir dari Live Science bahwa CME merupakan potensi bahaya untuk misi berawak ke ars dan Bulan.Badai matahari mengirimkan aliran partikel berenergi tinggi yang mampu memaparan siapa pun meski di luar perisai magnet pelindung Bumi ke radiasi 300.000 xray secara sekaligus.
Baca juga: Ledakan Bintang Supernova Requiem Diprediksi Terjadi Tahun 2037
CME berukuran signifikan bisa merusak satelit dan pembangkit listrik di bumi benar adanya. Hal ini terjadi pada tahun 1989 mengakibatkan pemadaman listrik di Quebec, Kanada. Tak hanya itu, peristiwa ini mampu menumbangkan pembangkit listrik di Amerika Serikat.
Peneliti mengamati bintang ini tahun 2020 berlangsung 32 hari dengan teleskop TESS NASA serta SEMEi teleskop milik Kyoto University.
Mereka melihat bintang dengan suar besar yang diikuti dengan tahap awal CME tersebut. Tentu saja tahapantersebut sebagai ledakan filamen membuat plasma melesat hingga 1,8 juta km/jam. Ledakan di bintang EK Draconis sementara dapat dilihat dengan sinar X dan ultraviolet. (R10/HR-Online)