Komet terbesar di alam semesta pernah akan mendekati Bumi. Menurut para ilmuwan, komet terbesar pernah melesat menuju Bumi dan tata surya.
Komet tersebut telah berkelana selama 3,5 juta tahun lamanya. Peneliti menyebutnya sebagai Bernardinelli-Bernstein. Sebelumnya, diumumkan pada Juni 2021.
Para peneliti telah mengumpulkan semua hal mengenai komet tersebut. Sehingga menjadi sebuah makalah penemuan dan menyerahkannya ke The Astrophysical Journal Letters.
Baca Juga: Dimensi Alam Semesta Berupa Dunia Paralel? Ini Teorinya
Pedro Bernardinelli merupakan peneliti pasca doktoral di University of Washington. Ia menemukan komet tersebut bersama dengan penasihatnya, Gary Bernstein dari University of Pennsylvania.
Melansir Wikipedia, komet merupakan benda langit yang mengelilingi matahari. Namun memiliki garis edar yang bentuknya lonjong, parabolis, dan hiperbolis.
Penelitian Komet Terbesar di Alam Semesta yang Pernah Terdeteksi
Komet Bernardinelli-Bernstein atau C/2014 UN271 merupakan komet dengan ukuran terbesar. Untuk sebuah komet dalam beberapa dekade ini, C/2014 UN271 memiliki diameter sekitar 100 km hingga 200 km.
Bahkan kemungkinan 1000 kali lebih besar dari komet yang biasanya terlihat. Ukuran dari komet ini terbilang sangat besar.
Para astronom yang menemukannya pada Juni kemarin, sempat mengiranya sebagai planet kerdil. Beda dengan komet 67P atau Churyumov–Gerasimenko.
Baca Juga: Bumi Siaga Tinggi Akibat Dua Badai Matahari, Ini Perkiraan Dampaknya!
Komet ini diorbit oleh pesawat ruang angkasa Rosetta Lembaga Antariksa Eropa sejak dari 2014 sampai 2016. Pada komet ini hanya memiliki lebar sekitar 2,5 mil.
Komet raksasa tersebut terpantau sedang melakukan pergerakan melalui awan Oort. Hal ini terjadi pada sebuah area luar tata surya yang tersusun dari batuan es.
Komet Bernardinelli-Bernstein ini tampak memiliki ekor. Sepertinya akan mencapai jarak paling dekat pada matahari sekitar 10 tahun mendatang.
Kabar baiknya mengenai komet terbesar di alam semesta ini, sepertinya tidak mengancam Bumi. Kini komet tersebut sedang melalui area Awan Oort. Jaraknya sekitar 29 astronomical unit (AU) atau 29 kali jarak Bumi dengan matahari.
Meski tampak jauh, komet Bernardinelli-Bernstein sebenarnya semakin dekat dengan Bumi. Para peneliti yang membuat model lintasannya memperkirakan Bernardinelli-Bernstein kemungkinan menghampiri tata surya 3,5 juta tahun lalu dan melintas sekitar 18 AU dari matahari.
Untuk dapat menyaksikan komet ini pada sekitar 2031, tentunya membutuhkan teleskop. Sehingga akan menjadi manusia pertama yang pernah menyaksikan komet raksasa ini. Hal itu karena pada 3,5 juta tahun yang lalu belum ada manusia di muka Bumi.
Penemuan Komet Bernardinelli-Bernstein
Penemuan komet terbesar di alam semesta dari program Dark Energy Survey. Sebuah survei yang mengamati ekspansi alam semesta, tepatnya pada 2014 lalu.
Saat itu memperkirakan komet ini sebagai planet kerdil. Proyek tersebut berlangsung dari Agustus 2013 hingga Januari 2019.
Baca Juga: Suara Misterius di Bulan Jupiter Dirilis NASA, Misi Juno
Selama survei tersebut, para astronom memetakan 300 juta galaksi pada langit selatan. Kemudian menemukan 800 objek pada bagian luar lintasan orbit Neptunus. Bahkan komet Bernardinelli-Bernstein ini menjadi salah satu di antaranya.
Selama dekade selanjutnya, Bernardinelli-Bernstein menjadi lebih terang ketika dekati tata surya bagian dalam.
Hal ini akan menjadikan pendekatan terdekatnya pada 21 Januari 2031 mendatang. Saat komet tersebut dalam jangkauan, berada pada jarak sekitar 1 miliar mil dari matahari.
Namun tampak sedikit lebih jauh dari jarak rata-rata Saturnus. Kemudian akan mundur kembali ke luar tata surya.
Bahkan juga tetap tampak setidaknya hingga tahun 2040-an. Hal ini bergantung pada banyaknya gas yang terlepas dari komet terbesar di alam semesta ini.
Khususnya pada saat esnya mengalami penguapan di bawah sinar matahari. Bernardinelli-Bernstein akan menjadi tampak seterang bulan terbesar Saturnus di langit malam.
Namun Bernardinelli-Bernstein ini juga terkenal karena jaraknya dari matahari saat melihatnya pertama kali.
Para astronom menghitung bahwa komet terbesar di alam semesta ini memerlukan waktu jutaan tahun untuk dapat mengelilingi matahari. Hanya 3 komet “periode panjang” yang pernah dijumpai dalam perjalanan dari awan Oort.
Penemuan Bernardinelli-Bernstein saat masih lebih dari 2,7 miliar mil jauhnya, tentunya menjadi rekor untuk sebuah komet. Bahkan karena penemuannya begitu awal, maka akan memiliki kesempatan lebih banyak untuk mengungkapnya.
Para peneliti juga bekerja keras mengungkapkan perjalanan komet di masa lalu. Tim Bernardinelli dan Bernstein telah memperhitungkan di tahun 2031.
Komet terbesar di alam semesta ini akan berada paling dekat pada matahari, setidaknya dalam 3 juta tahun. (R10/HR-Online/Editor-Ndu)