Hari Transmigrasi Nasional seluruh masyarakat Indonesia peringati tiap tanggal 12 Desember setiap tahunnya.
Jika berbicara tentang tanggal 12 Desember, maka ingatan sebagian besar masyarakat Indonesia tertuju dengan Harbolnas atau Hari Belanja Online Nasional.
Memang tanggal 12 Desember adalah peringatan untuk Harbolnas di tanah air.
Namun rupanya terdapat satu peringatan lagi yang jatuh tepat di tanggal tersebut.
Pada tanggal 12 Desember, Indonesia juga memperingati Hari Transmigrasi Nasional.
Selain dengan peringatan tersebut, masyarakat Indonesia juga mengenalnya sebagai HBT yakni Hari Bhakti Transmigrasi.
Meskipun pamornya tidak sebesar Harbolnas, Hari Bhakti Transmigrasi sudah memasuki tahun ke 71 pada tahun 2021 ini.
Untuk Anda yang belum tahu sejarah tentang peringatan tersebut, berikut ulasan lengkapnya dan wajib Anda simak.
Sejarah Peringatan Hari Transmigrasi Nasional
Sebelum mengetahui sejarah tentang Hari Transmigrasi, kita wajib mengetahui terlebih dahulu awal istilah transmigrasi.
Rupanya Bapak Proklamator sekaligus Presiden pertama di Indonesia adalah pihak yang punya andil di balik keberadaan istilah transmigrasi.
Bung Karno pertama kali mengemukakan istilah itu di tahun 1927 silam dalam harian bertajuk Soeloeh Indonesia.
Ternyata istilah itu kembali terkemuka tetapi lewat orang yang berbeda.
Orang tersebut adalah Wakil Presiden Pertama Indonesia yaitu Mohammad Hatta yang menyebutkan kembali istilah transmigrasi.
Kali ini beliau menyebutkan istilah tersebut dalam Konferensi Ekonomi yang terselenggara di Kaliurang Yogyakarta.
Acara tersebut berbarengan dengan rapat Panitia Siasat Ekonomi yang berlangsung pada tanggal 3 Februari tahun 1946 silam.
Adapun pada kesempatan itu, Bung Hatta mengatakan kalau transmigrasi berperan penting.
Di mana peran tersebut berlangsung dalam mendukung pembangunan industrialisasi yang berada di luar pulau Jawa.
Pelaksanaan program ini di tanah air sendiri sudah ada sejak masa penjajahan dahulu.
Saat itu program berlangsung oleh pemerintah Hindia Belanda.
Transmigrasi yang pemerintah Belanda lakukan kala itu berlangsung dengan latar belakang politik balas budi.
Adapun penggagas latar belakang perpindahan tersebut adalah Van Deventer.
Pada masa tersebut, program ini berlangsung dengan tujuan ke kawasan pulau Sumatera.
Lampung pun menjadi destinasi dengan jumlah transmigran yang mencapai sebesar 44.687 KK atau Kepala Keluarga.
Pemilihan Tanggal 12 Desember Sebagai Hari Transmigrasi
Rupanya pemilihan tanggal 12 Desember menjadi Hari Transmigrasi bukanlah kebetulan semata.
Hal itu berkaitan dengan peresmian dari pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan program tersebut di tanggal 12 Desember tahun 1950 silam.
Pada pelaksanaan yang pertama, pemerintah memberangkatkan hingga 25 Kepala Keluarga atau setar 98 jiwa.
Dua lokasi tujuan transmigran saat itu adalah Lampung sebanyak 23 Kepala Keluarga serta Lubuk Linggau mencapai 2 Kartu Keluarga.
Terdapat peristiwa penting dalam sejarah Hari Transmigrasi di tanah air yang terkenang sampai sekarang.
Tepat tanggal 11 Maret 1974 silam, terdapat sebanyak 67 pionir transmigran asal Boyolali mengalami kecelakaan di kawasan Indramayu.
Sebanyak tiga orang transmigran berhasil selamat dalam peristiwa kecelakaan bus tersebut.
Adapun tujuan transmigran itu yaitu UPT atau Unit Pemukiman Transmigrasi di Rumbiya Sumatera Selatan.
Guna mengenang para korban setiap tahunnya, Kemendes PDTT secara rutin berziarah ke Makam Pionir Transmigrasi yang ada di Indramayu.
Terselenggaranya program ini di tanah air membawa dampak yang cukup besar.
Tak mengherankan jika peringatan Hari Transmigrasi terselenggara setiap tahunnya.
Hal ini terbukti dengan keberhasilan membangun sebanyak 1.100 desa definitif di luar Pulau Jawa.
Masyarakat yang ada di pulau Jawa pun masih merasa antusias mengikuti program perpindahan yang pemerintah selenggarakan.