Viral ajakan hapus Google Chrome dalam beberapa hari terakhir cukup mencuri perhatian. Sebuah laporan yang berasal dari ahli keamanan Zak Doffman, Forbes beberapa waktu lalu cukup memicu kontroversi.
Laporan tersebut mengulas kembali terkait adanya isu keamanan data pengguna yang cukup terancam oleh aplikasi populer besutan Google tersebut. Dalam laporan yang ada, Google Chrome kabarnya memanen data sensitif tanpa para pengguna.
Baca Juga: Fitur Voice Effects di Instagram Reels Ubah Video Lebih Unik, Ini Caranya!
Viral Ajakan Hapus Google Chrome, Apa Alasannya?
Sebelumnya, Google Chrome memperoleh kecaman dengan alasan telah menunda penghapus cookie pelacakan pihak ketiga. Hal ini kabarnya merupakan sebagai titik lemah dari keamanan data pribadi para pengguna.
Sedangkan pada bulan Oktober lalu, Facebook kedapatan telah mendeteksi pergerakan user iPhone. Hal ini menambah lekat citranya sebagai pemanen data pribadi sangat rakus yang ada di dunia.
Google Chrome Diklaim Sebagai Pemanen Data Penting Terbesar
Viral ajakan hapus Google Chrome mencuat karena adanya laporan Forbes menuliskan bahwa Google Chrome adalah ancaman yang paling besar dari Facebook dalam hal panen data pribadi pengguna.
Para pengguna ponsel mendapatkan peringatan untuk segera menghapus browser Google Chrome. Peringatan ini bermula dari para pakar keamanan siber di Inggris yang menyebutkan bahwa browser Google Chrome telah mencuri informasi pengguna Android tanpa mereka sadari.
Berdasarkan laporan dari Forbes yang menyatakan bahwa data-data di HP pengguna Android berisiko diteruskan ke perusahaan pihak ketiga tanpa sepengetahuan pengguna.
Baca Juga: Fitur Instagram Berbayar Subscriptions, Bantu Para Kreator Peroleh Cuan!
Awal Mula
Ajakan untuk hapus Google Chrome yang cukup viral ini bermula ketika Facebook tertuduh menambang data pribadi penting dari orang-orang yang telah menggunakan data akselerometer.
Ini pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk menentukan lokasi serta diam-diam melacak pengguna aplikasi atau memantau aktivitas.
Pada saat Meta/Facebook disebut mengumpulkan data pribadi pengguna sebagai keperluan perusahaan, Google Chrome justru disebut mengumpulkan data pribadi untuk kebutuhan pihak lain.
Pengendali Sensor Penggerak Pengguna
Terkait dengan ajakan hapus Google Chrome yang cukup viral beberapa hari terakhir, seorang peneliti teknologi, Tommy Mysk memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan.
Dalam pernyataannya menyatakan bahwa Google Chrome dengan otoritas penuh dalam mengendalikan sensor gerak pengguna. Hal ini tidak seperti pada Safari yang terdapat pada iOS.
Tommy Mysk menyatakan bahwa sensor gerak dapat terakses oleh semua situs web di Chrome/Android secara default. Sedangkan Safari di iOS memberikan perlindungan akses dengan izin.
Chrome melakukan hal ini ketika tersetting pada mode penjelajahan pribadi atau penyamaran. Cara Android mengganti akselerometer jauh lebih buruk apabila kita bandingkan dari Facebook.
Bahkan aplikasi dapat membacanya pada latar belakang. Dengan kata lain, Google Chrome bekerja di kedua sisi dalam hal penjelajahan pengguna.
Selain itu, Google juga menyediakan infrastruktur pencarian serta iklan digital di balik layar. Ini Google lakukan sembari mengontrol browser front end yang mereka gunakan.
Baca Juga: Cara Mempercepat Download di Chrome
Tanggapan Google Terkait Viral Ajakan Hapus Google Chrome
Dalam hal ini, Google pun memberikan pembelaan terhadap rumor keamanan tersebut. Dalam pembelaannya, Google menyebutkan bahwa pihaknya sengaja melakukan pembatasan resolusi sensor gerak di Chrome.
Selanjutnya, pihak Google pun menyebutkan bahwa sejak 2019, perusahaan ini telah mempunyai kontrol yang memungkinkan para pengguna untuk melakukan pemblokiran terhadap situs web.
Hal ini bertujuan agar situs web tersebut tidak mengakses sensor gerak perangkat sama sekali. Namun pihak peneliti pun tetap menemukan perbandingan keamanan sensor gerak antara Safari dengan Google Chrome. Secara default, Google Chrome mengizinkan adanya pelacakan sensor gerak, sedangkan untuk Safari tidak.
Default keamanan tersedia pada perangkat iOS, salah satunya adalah iPhone. Dalam hal ini, Zak Doffan mengindikasikan bahwa setidaknya penggunaan Chrome pada perangkat iPhone lebih aman apabila kita bandingkan dengan perangkat Android.
Masalah ini pun menjadi semakin parah dengan adanya filosofi Google dalam privasi pengguna. Hal ini berhubungan dengan produk yang akan memperoleh proses monetisasi untuk mendorong tingkat profitabilitas yang cukup besar.
Dengan cukup viral ajakan hapus Google Chrome, para pihak peneliti menganggap serius terkait keamanan serta privasi pengguna. Selain itu, para peneliti pun berupaya untuk menemukan cara baru dalam meningkatkan keamanan serta privasi di Chrome. (R10/HR-Online)