Saham paling boncos penting untuk Anda ketahui mulai dari sekarang. Kabarnya IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan mulai melemah 0,79% menjadi 6.591,346.
Selain hanya melemah, kabarnya ISHD juga telah gagal memecahkan rekor tertingginya sepanjang masa hingga 2018 silam. Sementara sejak 26 Oktober, IHSG juga sempat naik menjadi 6.680,117 atau berjarak 0,2% dari rekor tertinggi.
Baca Juga: Saham Wall Street Menguat, Namun Terbatasi oleh Saham Facebook
Inilah Saham Paling Boncos yang Bisa Anda Ketahui, Apa Saja?
Tampaknya berdasarkan data mingguan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak 31 Oktober 2021 kemarin telah mencatat hasil IHSG. Turun menjadi 6.591,34 dan tiga indeks sektoral juga masih dapat menopang indeks. Bahkan tidak terjatuh begitu dalam dan bergerak di dalam zona hijau.
Sepertinya indeks sektoral yang masih menguat secara berurutan yaitu IDXTechno, meningkat hingga mencapai 4,48%. Sementara IDXHealth telah melonjak hingga 3,75% serta IDXCyclic bergerak tipis lalu menguat hingga 0,09%.
Saham paling boncos untuk pemberat terbesar dalam IHSG sepekan yaitu IDXNonCyclic yang telah anjlok hingga-3,79%. Berikutnya lagi ada emiten dari sektor logistik dan transportasi (IDXTrans) yang anjlok hingga -1,44%, lalu IDXProperty turun menjadi -1,26%.
Lebih lanjut untuk pelemahan mingguan secara berurutan seperti IDCIndust mencapai -0,78%, IDXBasic -0,37%, IDXInfra -0,45%, dan IDXFinance -0,78%. Hingga saat ini IHSG kian melemah dan investor asing juga masih melanjutkan untuk membeli saham-saham di BEI lantas membukukan netbuy mencapai 3,1 triliun.
Baca Juga: Arti Delisting Saham dan Cara Mengatasinya di Dunia Pasar Modal
Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan
Mengenai saham paling boncos dan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan mencapai -0,18% pada 6.524,076 yang membuat 381 emiten ikut merosot. Ini berdasarkan pada perdagangan sejak hari Kamis, 28 Oktober 2021 lalu.
Dari angka tersebut, setidaknya ada 10 emiten lain yang juga mengalami penurunan paling dalam. Bahkan juga sampai menyentuh ARB atau Auto Rejection Bawah di atas 6%.
Urutan Pertama
Sedangkan untuk urutan teratas ditempati oleh PT Diamond Food Indonesia Tbk hingga mencapai -6,94%. Selain itu, perusahaan yang bergerak di dalam bidang industri produk makanan dan minuman ini juga pernah merosot.
Menyusul PT DMND tersebut, setidaknya juga ada 9 emiten lain yang ikut merasakan pelemahan. Mulai dari PT Indo Tambangraya Megah TB sampai dengan PT Eratex Djaja Tbk.
Urutan Kedua
Saham paling boncos di urutan kedua adalah PT Gunung Raja Paksi Tbk atau GGRP dengan harga saham naik hingga mencapai 47,49%. Emiten produsen baja tersebut rupanya juga membukukan kenaikan labanya yang cukup signifikan pada kuartal ketiga 2021.
Dengan demikian, hal itu mampu membuat harga sahamnya terus melesat tinggi. Selain itu, GGRP juga mampu mencetak laba bersih kurang lebih US$ 40,2 juta.
Sementara pada periode yang sama sejak beberapa tahun lalu juga telah merugi hingga mencapai 14,95 juta. Sepertinya dengan melengkapi 5 besar top grainer pada minggu lalu, ada juga PT Trisula International Tbk yang ikut naik mencapai 42,03%.
Selanjutnya disusul juga oleh PT Mitra Investindo Tbk dan PT KDB Tifa Finance Tbk atau TIFA yang masing-masing menguat. Bahkan hingga mencapai 38,1% juga 34,62%.
Baca Juga: Cara Investasi Saham Untuk Mahasiswa dan Pertimbangannya
Tops Losers Sepekan
Saham paling boncos dan emiten yang terkenal sejak akhir pekan atau akhir Oktober 2021 ini dipimpin PT Steady Safe Tbk. Sementara itu, yang anjlok hingga 28,75% menuju level ke 228 ribu.
Lebih lanjut, saham emiten infrastruktur Grup MNC seperti PT IATA atau Indonesia Transportasi dan Infrastructure Tbk. Ini juga telah menyusul menjadi yang paling bancos pada sepekan lalu.
Pasalnya, turun mencapai 27,86% menuju level Rp 57. Kemudian ada saham dari PT Bank JTrust Indonesia Tbk yang anjlok hingga 25%.
Sementara itu, saham yang telah menjadi top losers sejak beberapa bulan lalu adalah emiten properti dari PT DMS Propertindo Tbk. Ini memiliki saham yang mengalami penurunan hingga 44,38% menjadi level Rp 198 berjumlah 3,8 triliun.
Ada juga emiten milik Grup Lippo yang berada pada urutan top losers lainnya yaitu saham PT Lippo Karawaci Tbk. Anjlok menjadi 21,15% menuju level sebesar Rp 164 dan nilai transaksinya mencapai 302,8 miliar rupiah.
Saham paling boncos yang menyusul yaitu DIGU mencapai -21,95% dan ROCK mencapai -18,44%. Tidak hanya itu, ada juga PTIS mencapai -20,83%, MREI sebanyak -15,13%, DART -16,55%, dan GPSO mencapai -14,55. (R10/HR-Online)