Sejarah peperangan melawan VOC yang dilakukan oleh Pangeran Mandurareja sangat jarang dibahas dalam buku-buku sejarah di Indonesia.
Padahal jika mengetahui lebih jauh tentang perjuangannya, niscaya bisa membuat rasa nasionalisme para generasi penerus semakin bertambah.
Kesulitan untuk menulis sejarah tentang sang Pangeran pemberani dari pulau Jawa ini disebabkan oleh penemuan sumber yang cenderung sulit.
Akan tetapi pada tahun 2003 seorang akademisi dari Universitas Negeri Yogyakarta bernama Dr. Purwadi, M.Hum, berhasil menelusuri sumbernya dari sebuah tulisan yang berupa Babad.
Adapun artikel ini bermaksud untuk menjelaskan bagaimana peran Pangeran Mandurareja dalam menggempur VOC di Batavia, terlebih menurut sumber bersejarah yaitu Babad Mataram.
Pangeran Mandurareja Diutus Langsung oleh Raja Mataram
Menurut pengantar Babad Mataram, Pangeran Mandurareja diutus langsung oleh Raja Mataram untuk mengusir VOC dari Batavia.
Baca Juga: Sejarah Sarekat Abangan, Perkumpulan Ahli Mistik Jawa yang Berpolitik
Hal ini sudah dipertimbangkan jauh-jauh hari, bahkan dipilihnya Pangeran Mandurareja oleh Raja Mataram berasal dari bisikan gaib yang ia peroleh dari pertapaan.
Dalam mimpinya saat bertapa itu, bisikan yang misterius datang dari para leluhur Mataram juga tidak saja mengutus Mandurareja, akan tetapi para bupati dan pamong kerajaan di pesisir utara.
Adapun secara latar belakang mengapa Raja Mataram tidak ingin Batavia dikuasai oleh bangsa barat, antara lain diakibatkan oleh menurunnya pendapatan ekonomi di istana.
Sebab VOC menjadikan Batavia sebagai ladang bisnis yang menjanjikan bagi kelompok asing yang berasal dari barat terutama Belanda.
Artinya ketika VOC menguasai Batavia, kerajaan Mataram merasa terinjak-injak harga dirinya. Sebab beberapa sumber ekonomi dipangkas oleh Belanda melalui kongsi dagangnya bernama VOC.
Perlawanan Pangeran Mandurareja Dibantu Berbagai Kalangan Kerajaan
Sebelum diutus oleh raja Mataram, Pangeran Mandurareja sudah berinisiatif akan memberontak secara individu ke Batavia.
Baca Juga: Sejarah Batavia Tahun 1800-an, Pernah dijuluki Kota Terbesar dan Terkaya
Inisiatif tersebut banyak didukung oleh kalangan pejabat Mataram yang sedang bertugas di beberapa wilayah Jawa lainnya.
Raja Mataram akhirnya mendengar desas-desus ini dari pamong kerajaan. Akhirnya tak harus memakan waktu yang lama beliau mengutus pangeran Mandurareja untuk berperang mati-matian.
Pernyataan ini senada dengan Purwadi dalam bukunya berjudul “Babad Mataram: Sejarah Kebesaran Kerajaan Mataram dan Perjuangan Melawan Penjajah Belanda” (2008: 105).
Beberapa kolega kerajaan Mataram yang ada di wilayah Utara Jawa pun bergegas untuk membantu perjuangan Mandurareja selama berperang melawan VOC di Batavia.
Raja Mataram mengerahkan Bupati Sampang, dan Gresik untuk mengikuti jejak Mandurareja di medan perang Batavia.
Beliau menaruh kantung-kantung perlawanan yang berangkat dari segala penjuru mata angin, antara lain menggunakan laut untuk menembus benteng kekuasaan VOC di negeri para Jagoan.
Sementara untuk dukungan tersendiri dari Raja Mataram, Pangeran Mandurareja diberikan dua buah meriam pusaka milik Raja.
Beliau berpesan untuk menggunakan pusaka ini saat ia terdesak melawan VOC. Pusaka tersebut dipercaya menjadi salah satu senjata yang bisa menghancurkan benteng Belanda di Batavia.
Sambutan Para Bupati Setiba di Pesisir Utara Pulau Jawa
Ketika rombongan Mandurareja berangkat dari Surakarta dan tiba di pesisir Utara Jawa, mereka mendapat sambutan hangat dari masyarakat di sana.
Bahkan kekuatan militer Mandurareja semakin beranjak ketika beberapa rakyat yang mengatas namakan kelompoknya sebagai relawan Mataram ikut untuk menggempur Batavia.
Baca Juga: Karakter Unik Raja Jawa tahun 1800-an, Senang Bagi-bagi Jabatan
Selain rakyat, para bupati yang ada di pesisir Utara pulau Jawa mempertaruhkan hidup dan matinya untuk kerajaan Mataram.
Mereka masing-masing berbekal pusaka yang sudah dirawatnya semenjak bertahta jadi Bupati. Selain itu rombongan dari Utara ini berangkat ke Batavia menggunakan jalur laut.
Dengan menggunakan perahu-perahu sederhana pasukan diberangkatkan secara diam-diam. Ketika sampai di Batavia mereka membentuk kantung-kantung militer di Tenggara Kota.
Hal ini dipergunakan untuk memantau situasi sebelum datangnya Pangeran Mandurareja dengan pasukan intinya di Batavia (semacam gerakan memata-matai musuh).
Mandurareja dan Pasukannya Menaklukan Batavia
Dalam babad Mataram dikisahkan Pangeran Mandurareja mampu menaklukan basis-basis VOC di Batavia.
Prestasi ini berlangsung tanpa terduga, sebab beberapa orang Jawa yang menetap di Batavia mendadak bergabung dengan pasukan untuk menghancurkan VOC.
Mereka bergotong royong untuk melakukan pengusiran VOC di Batavia, hal ini disebabkan oleh sifat tamak orang Belanda yang hidup seenaknya pada sebagian wilayah Mataram.
Sebagaimana yang dikemukakan Babad Mataram, keberhasilan Mandurareja ini tak terlepas dari peran pusaka yang diberikan kerajaan sebelum berangkat untuk perang. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)