Berita Banjar, (harapanrakyat.com),– Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung pembentukan desa wisata di Kota Banjar, Jawa Barat.
Hal itu diungkapkan oleh Deputi Kelembagaan Kemenpaekraf Rezka Aida PSP Ningsih, SST Par, MM Par ketika jadi pemateri Kegiatan Peran Masyarakat dalam Pengembangan Kemitraan Pariwisata di Situ Leutik, Desa Cibeureum, Kecamatan Banjar, Selasa (23/11/21) bertempat di halaman parkir Situ Leutik, Desa Cibeureum, Kecamatan Banjar.
Baca Juga: Misteri Kadus yang Hilang di Kota Banjar, 2 Minggu Belum Ditemukan
Menurut Rezka Aida, potensi Banjar cukup baik untuk pengembangan pariwisata. Sebagai contoh, alam Situ Leutik sendiri sudah mendukung untuk pengembangan desa wisata.
“Yang dimaksud desa wisata itu bukan hanya satu desa, namun beberapa desa dalam wilayah yang berdekatan,” paparnya dalam acara yang digagas oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Banjar tersebut.
Ia pun menambahkan jika desa-desa yang berdekatan punya identifikasi hampir mirip, wisatawan akan cenderung memilih salah satunya, bukan berkunjung ke beberapa desa.
“Kalau kolaborasi (desa-desa) digabungkan jadi satu, wisatawan bisa menikmati semuanya,” jelasnya.
Kemenparekraf sendiri mempunyai program pengembangan desa wisata. Pada 2021 ini Kemenparekraf memiliki target membentuk 30 desa wisata maju, 50 desa wisata berkembang, dan 70 desa wisata rintisan.
Akomodasi dan Transportasi di Desa Wisata Kota Banjar Bisa Menjadi Pundi untuk Masyarakat Sekitar
Aida juga mendukung rencana akomodasi dan transportasi terpadu agar wisatawan menggunakan moda dari masyarakat lokal, .
“Ya memang harus seperti itu, agar menggunakan transportasi lokal bukan kendaraan pribadi. Mobil hanya boleh sampai parkiran yang jaraknya lumayan jauh,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mencontohkan di situs makam Proklamator Bung Karno, pengunjung harus menggunakan moda dari pihak penyelenggara wisata.
“Pengunjung bisa menggunakan ojek, delman, dan lainnya, agar menambah pendapatan masyarakat sekitar. Jika orang datang langsung dengan kendaraan pribadi, tempat tak akan rusak, parkir dulu lalu jalan kaki,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Banjar Nana Suryana mengatakan, pihaknya mendukung desa wisata di Kota Banjar. “Hanya saja sampai saat ini belum maksimal,” terangnya.
Nana mengharapkan masyarakat di desa yang terdapat lokasi wisata, bukan hanya menjadi objek namun juga menjadi subjek. (Aan/R7/HR-Online/Editor-Ndu)