Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Cerita santri asal Kota Banjar, Jawa Barat, yang sempat hilang, menggambarkan bahwa selama dalam perjalanannya tak hanya mengalami hal yang baik, tapi juga sebaliknya.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu dari tiga orang santri yang sebelumnya pergi tanpa izin meninggalkan Ponpes Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Kini ia sudah kembali pulang ke keluarganya.
Ketua Keamanan Pusat Ponpes Miftahul Huda Al Azhar, Fadil mengatakan, santri tersebut bernama Zain Nur Iskandar (14), warga Desa Sukanagara, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan keterangan Zain, lanjut Fadil, mereka sudah berniat untuk pergi dari ponpes selama tiga hari. Dari Banjar mereka pergi ke daerah Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Kemudian, dari daerah tersebut mereka kembali melanjutkan perjalanannya menuju Daerah Istimewa Yogyakarta dengan meminta tumpang dari mobil ke mobil.
“Selama satu hari mereka bertiga berada di Yogyakarta, dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Sidareja. Sama seperti waktu berangkat, mereka meminta tumpangan dari mobil ke mobil,” terang Fadil saat menceritakan kembali pengakuan dari Zain, Kamis (25/11/2021).
Selanjutnya, ketika sampai daerah Sidareja, mereka bertemu dengan sesama santri Ponpes Miftahul Huda Al Azhar yang hendak kembali ke pondok.
“Ketiganya itu sempat diajak pulang ke pondok. Tapi mereka merasa tanggung karena sudah ketahuan kabur. Jadi tidak ikut dan memilih pergi ke wilayah Cilacap kota,” paparnya.
Baca Juga : Pencarian 3 Santri Kota Banjar yang Hilang Belum Membuahkan Hasil
Cerita Santri asal Kota Banjar, 15 Hari Diperalat Anak Punk
Tiba di daerah tersebut, mereka diperalat oleh anak punk bernama Taufik. Mereka disuruh mencari uang dengan cara mengamen dan hasilnya harus disetorkan.
Bahkan, lanjut Fadil, anak punk tersebut sempat memukuli mereka, sehingga ketiganya berusaha untuk pergi kabur, namun tidak bisa.
“Anak punk itu memperalat mereka sekitar 15 hari dan memukuli mereka juga katanya. Jadi berusaha kabur tapi nggak bisa. Anak punk-nya sudah dewasa jadi ketiga santri tersebut pada takut,” tutur Fadli.
Rasa ketakutan pun menghantui ketiganya. Pada saat itulah, ada salah seorang anak punk lainnya yang berbaik hati bernama Jarwo, dan menolong mereka.
Kemudian, Jarwo membawa mereka ke daerah Maos dan Jarwo menitipkan mereka kepada Elin untuk merawat mereka.
Selanjutnya, ketika pihak ponpes dan keluarganya akan menjemput, mereka bertiga berusaha untuk kabur lagi. Tapi Elin berhasil menahan Zain Nur Iskandar.
“Namun Dika Aprianto dan Hasan Abdulah berhasil kabur. Sampai sekarang kita masih mencari dua orang itu,” pungkas Fadli. (Sandi/R3/HR-Online/Editor-Eva)