Berita Banjar, (harapanrakyat.com),– Sejumlah atlet basket di wilayah Priangan Timur berlaga di ajang Banjar Patroman Cup yang berlangsung di Sport Center Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, Kamis (11/11/21).
Ajang basket Banjar Patroman Cup dijadwalkan berlangsung selama 5 hari oleh Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Banjar.
Ketua Perbasi Kota Banjar, Gun Gun Gunawan Abdul Jawad, mengatakan, Banjar Patroman Cup merupakan persiapan menghadapi babak kualifikasi Porda (BK Porda) Jawa Barat yang akan berlangsung pada Desember mendatang.
Baca Juga: Pecah Ban, Angdes Jurusan Kota Banjar-Pamarican Terperosok ke Sawah
Beberapa delegasi Kabupaten/Kota yang mengikuti ajang tersebut di antaranya Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Bandung.
“Ajang ini dalam rangka menghadapi BK Porda yang akan berlangsung bulan Desember mendatang. Berlangsung selama hari dengan sistem setengah kompetisi,” kata Gun Gun kepada wartawan.
Lanjutnya, ajang Banjar Patroman Cup bertujuan memacu semangat para atlet supaya memiliki mental bertanding. Terutama dalam menghadapi babak kualifikasi Porda yang akan berlangsung bulan Desember mendatang.
Melalui ajang tersebut, kata Gun Gun, pihaknya berharap atlet-atlet berbakat dari daerah bisa tampil hingga Porda. Selain itu para atlet tersebut diharapkan berprestasi dengan meraih medali pada ajang kejuaraan Porda Tahun 2022 mendatang.
“Target utamanya masuk Porda dan bisa meraih perak. Syukur bisa meraih emas. Kami berharap agenda pembinaan seperti ini tidak hanya dilaksanakan pada tahun ini saja. Tapi juga pada tahun yang akan datang,” harapnya.
Banjar Patroman Cup Miniatur Penjaringan Atlet Berbakat
Sementara itu, Kepala Bidang Olahraga Prestasi Internasional Kementerian Pemuda dan Olahraga, Zainal Arifin, mengatakan, Banjar Patroman Cup harus bisa menjadi miniatur untuk penjaringan atlet-atlet berbakat di daerah.
Menurutnya, atlet-atlet yang selama ini berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional sebelumnya juga merupakan atlet berprestasi yang berasal dari daerah.
“Ini menjadi miniatur untuk tingkat selanjutnya karena atlet yang selama ini berprestasi juga tidak tiba-tiba muncul. Tapi melalui proses pembinaan yang kontinyu,” ujarnya.
Terkait kendala anggaran yang selama ini menjadi permasalahan untuk pembinaan atlet menurutnya, hal itu hampir terjadi di semua daerah termasuk di Kementerian.
Akan tetapi, untuk menyiasatinya perlu ditentukan skala prioritas. Termasuk juga bekerjasama dengan semua pihak agar proses pembinaan bisa terus berjalan secara kontinyu.
“Anggaran memang diperlukan tapi itu bukan jadi kendala utama. Karena bisa disiasati dengan menggandeng semua pihak agar kegiatan tetap berjalan,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)