Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Kampung Dokdak yang berada di Dusun Ciwahangan, Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis ini mayoritas masyarakatnya merupakan pengrajin pandai besi.
Bahkan, perkakas yang dihasilkan tidak kalah bagus dari luar daerah.
Biasanya, perkakas yang sering dibuat oleh pengrajin di Kampung Dokdak ini seperti golok, pisau, parang, cangkul dan alat pertanian lainya.
Ada keunikan pada Kampung Dokdak yang merupakan sentra perkakas ini.
Ternyata nama Dokdak itu sendiri diambil karena kampung tersebut sering bising akan suara pukulan besi yang berbunyi “Dokdak”.
Saat ini, di Kampung Dokdak Ciamis sendiri ada 47 orang pengrajin pandai besi.
Kemudian, usahanya tersebut hanya pabrik rumahan dengan dibantu biasanya 2 sampai 3 orang warga, jadi belum ada pabrikan besar.
Baca Juga: Asal Usul Nama Objek Wisata Mandiri Sayang Kaak di Ciamis
Pengrajin Perkakas di Kampung Dokdak Ciamis Jadi Pandai Besi Sejak Masih SD
Salah satu pengrajin, Tatang (47) mengatakan, pihaknya telah menggeluti usaha pandai besi ini sejak tamat sekolah dasar (SD) sampai saat ini.
Karena usahanya tersebut merupakan warisan atau turun temurun dari orang tuanya.
“Setahu saya, Kampung Dokdak ini sudah ada sejak zaman dulu, bahkan usaha pandai besi ini juga saya generasi ketiga, dari ayah dan kakek saya dahulu, jadi turun temurun,” katanya, Selasa (16/11/2021) kepada HR Online.
Menurutnya, awal merintis usahanya itu pihaknya membuat cangkul meneruskan ayahnya.
Namun, karena harganya tidak sanggup bersaing dengan produk lain pihaknya lalu membuat parang.
“Cangkul juga masih produksi, namun tidak banyak hanya kalau ada pesanan saja. Kebanyakan parang,” tuturnya.
Tatang menjelaskan, untuk bahan baku juga tidak sembarangan. Pihaknya menggunakan bahan besi dari per baja, karena kualitasnya bagus jika dibuat perkakas.
“Kalau buat parang dan perkakas lainnya saya biasa gunakan besi dari per baja. Karena kualitasnya bagus tidak gampang patah jika nanti dipakai dan kuat sampai tahunan,” jelasnya.
Untuk satu harinya, Tatang yang dibantu oleh dua rekan kerjanya itu biasanya menghasilkan 3-4 kodi perkakas, kalau ada pesanan bisa lebih.
“Kalau pemasarannya biasanya banyak pembeli datang langsung ke rumah, selain itu juga di jual di pasar-pasar daerah Jawa Barat,” ucapnya.
Penjualan Perkakas Sempat Terdampak Pandemi
Tatang mengaku, di masa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh pada omset penjualannya.
Bahkan tahun kemarin awal-awal virus Corona datang tidak ada yang laku hanya satu dua buah perkakas saja, itu juga tidak satu hari sekali.
“Kalau sekarang Alhamdulilah meskipun sedikit tapi ada aja, paling satu hari itu bisa menghasilkan Rp. 120.000 sampai 150.000,” terangnya.
Sementara itu, Camat Baregbeg, Ciamis, Edy Yulianto sangat mengapresiasi dengan adanya Kampung Dokdak ini lantaran memiliki suatu usaha untuk menghidupi masyarakat setempat sejak dahulu.
“Pemerintah baik dari Desa maupun kecamatan dan kabupaten harus hadir, turut membantu baik dalam kemasannya maupun pemasarannya,” ucapnya.
Nantinya juga, Pemerintah Desa setempat akan melakukan pemberdayaan terkait pemasaran produk perkakas dari Kampung Dokdak ini. Supaya, bisa berdaya guna dan masyarakatnya bisa menikmati lebih dari sekedar membuat dan menjualnya.
“Kalau saat ini pemasarannya hanya di wilayah Jawa Barat saja, namun nanti setelah diberdayakan mudah-mudahan produk dari Kampung Dokdak Ciamis ini bisa bersaing dengan produk dari luar daerah,” pungkasnya. (Ferry/R8/HR Online/Editor Jujang)