Berita Jabar, (harapanrakyat.com),- Vaksinasi kalangan masyarakat rentan di Jabar masih terbilang rendah. Hal ini berpengaruh terhadap status PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) suatu daerah.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi mengatakan, vaksinasi kalangan masyarakat rentan itu seperti bumil (ibu hamil) dan remaja.
Selain itu, capaian vaksinasi Covid-19 di kalangan lansia (lanjut usia) juga masih rendah, sampai saat ini baru mencapai 30 persen.
Sementara, hingga akhir tahun 2021, Jawa Barat menargetkan herd immunity minimal bisa mencapai 70 persen warganya sudah mendapatkan suntik vaksin.
Nina menyebutkan, vaksinasi yang telah mencapai 100 persen baru kalangan tenaga kesehatan (nakes) dan asistennya, serta tenaga penunjang. Capaian vaksinasi tersebut terhitung sejak bulan Januari-Februari lalu.
“Yang sudah suntik vaksin baru 17,9 juta atau 18 juta, sedangkan targetnya hampir 38 juta,” kata Nina Susana, belum lama ini.
Ia juga mengatakan, sasaran vaksinasi di Jabar mencapai 37.907.814 orang. Hingga 10 Oktober lalu, total vaksin yang didistribusikan pemerintah mencapai 35.806.002 dosis untuk 17.903.001 jiwa.
Namun ternyata realisasinya vaksin yang sudah terpakai 26.703.228 dosis atau sebanyak 74,58 persen dari total vaksinasi yang pemerintah pusat berikan ke Jawa Barat.
Kemudian, sisa vaksin Covid-19 yang belum terpakai jumlahnya sebanyak 9.102.774 dosis. Sebagian lagi akan digunakan untuk vaksinasi dosis kedua, tepatnya 7.818.897 dosis. Sedangkan, surplus vaksinasi ada 1.283.877 dosis.
“Yang masih layak digunakan untuk mempercepat vaksinasi adalah kalangan lanjut usia, kalangan masyarakat rentan, umum, dan kalangan remaja,” terangnya.
Adapun prestasi yang membanggakan Jawa Barat adalah memiliki kecepatan vaksinasi maksimal per harinya 344 ribu dosis. Rata-rata data pada 7 Oktober lalu jumlahnya mencapai 273.675 dosis.
Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Jabar, Per Hari Tembus 285 Ribu Dosis
Sedangkan, kecepatan vaksinasi yang ideal untuk bisa mencapai target vaksinasi selesai tanggal 31 Desember nanti adalah 589.728 dosis setiap harinya untuk mencapai target herd immunity. Jumlah tersebut dua kali lipatnya dari laju rata-rata jumlah vaksinasi harian.
“Namun kenapa baru 46 persenan yang susah menerima vaksin? Hal ini karena ada 1/5 penduduk Indonesia berada di Jabar,” kata Nina.
Tidak Semua Faskes di Jabar Melakukan Vaksinasi
Selain itu, ia juga mengungkap bahwa yang menjadi persoalan lain dari vaksinasi ini yaitu tidak semua faskes (fasilitas kesehatan) melaksanakan imunisasi.
Hanya saja Nina tidak mengungkapkan alasannya, selain memaparkan mengenai total faskes di Jabar yang sudah terdaftar jumlahnya ada 3.729 unit.
Sedangkan, yang pernah melaksanakan vaksinasi ada 2.087 unit atau 55,97 persen. Kemudian, faskes yang aktif vaksinasi dalam waktu 1 bulan terakhir ini sebanyak 1.970 unit.
Nina mengatakan, penurunan jumlah faskes yang melakukan imunisasi semakin berkurang. Dalam seminggu terakhir ini tinggal 1.776 faskes.
“Untuk faskes yang belum sempat melaksanakan vaksinasi ada sekitar 44,3 persen atau sebanyak 1.642 faskes,” ujarnya.
Menurut Nina, faskes di Jabar secara umum meliputi 380 rumah sakit. Kemudian, 1.095 Puskesmas, serta klinik kesehatan sebanyak 2000.
“Jika semua faskes melaksanakan vaksinasi Covid-19, maka target vaksinasi hingga dua kali lipat bisa tercapai. Tapi dengan catatan Pemprov Jabar harus terus meminta vaksin kepada Kemenkes,” tandas Nina. (R3/HR-Online)