Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Komunitas transpuan di Kota Banjar, Jawa Barat, mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan penyebaran penyakit menular dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar.
Kegiatan penyuluhan bagi Srikandi Patroman yang merupakan komunitas kaum transpuan itu berlangsung di Aula Kantor Dinkes Kota Banjar, Selasa (12/10/2021).
Ketua Srikandi Patroman, Yuyun Juniar mengatakan, kegiatan penyuluhan tentang bahaya penyebaran penyakit menular sangat bermanfaat baginya dan juga anggota Srikandi Patroman.
“Ya, sangat bermanfaat sekali, karena dari kegiatan ini kami banyak menerima pemahaman dan masukan-masukan langsung dari dokter,” katanya.
Yuyun menyebut, bahaya penyakit menular salah satunya sifilis, atau terkenal dengan sebutan penyakit raja singa. Hal ini bisa terjadi pada seseorang karena memiliki infeksi bakteri melalui kontak fisik hubungan badan.
Biasanya diawali dengan adanya luka tanpa rasa sakit. Cara penyebarannya yang sering kali terjadi melalui hubungan badan melalui vaginal, anal, atau oral tanpa menggunakan alat pengaman.
Baca Juga : Dinkes Kota Banjar: Anggaran HIV/AIDS Cair Bulan Depan
Kemudian, bisa juga melalui produk darah seperti jarum suntik yang tidak steril. Atau darah yang tidak disaring.
Dengan adanya penyuluhan tersebut, Yuyun berharap komunitas transpuan di Kota Banjar, khususnya anggota Srikandi Patroman, bisa lebih waspada terhadap penyakit menular seperti yang dokter jelaskan.
Yuyun menyebutkan, sampai saat ini transpuan yang terdata di Srikandi Patroman berjumlah 36 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah.
“Mereka itu dari berbagai daerah, akan tetapi 80 persennya dari Kota Banjar, dan 20 persen dari luar daerah,” jelas Yuyun.
Kepala Dinkes Kota Banjar, dr. Andi Bastian, melalui Kabid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Agus Budiana mengatakan, meski tidak dapat mengubah perilaku. Namun pihaknya berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman tentang bahaya penyakit menular.
Selain itu, penyuluhan tentang pencegahan penyakit menular juga bisa mencegah terjadinya Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Banjar.
“Mudah-mudahan bisa menjadi pengetahuan bagi mereka, sehingga mencegah adanya ODHA,” kata dr. Agus Budiana. (Sandi/R3/HR-Online/Editor : Eva)