Berita Jabar, (harapanrakyat.com),- Upaya untuk memulihkan ekonomi di Jawa Barat (jabar) terus dilakukan. Salah satunya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana menawarkan dua kawasan industri Metropolitan Rebana ke investor Timteng (Timur Tengah).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dua kawasan yang bakal ditawarkan kepada investor Timteng adalah pengembangan aerocity di Majalengka dan investasi di eks tanah PT RNI Subang.
“Mayoritas di Rebana yaitu di Subang di lahan bekas PT RNI dan di aerocity akan kita sosialisasikan di Timur Tengah,” ungkap Kang Emil sapaan akrabnya usai pertemuan bersama Menteri BUMN Erick Tohir serta Dirut PT PP dan PT Angkasa Pura di Gedung Pakuan Bandung, Sabtu (9/10/2021).
Baca Juga: Metropolitan Rebana, Gubernur Jabar Siapkan 13 Kawasan Industri
Saat bertemu dengan Menteri BUMN Erick Tohir, lanjut Kang Emil, pihaknya membahas rencana penguatan investasi di Jabar.
Promosi Kawasan Rebana Masuk Agenda Kegiatan Safari Investasi
Hal itu sejalan dengan agenda Pemerintah Pusat yang berencana melakukan safari investasi dalam waktu dekat. Karenanya promosi dua kawasan Rebana akan masuk dalam agenda kegiatan safari investasi.
“Kebetulan Pemerintah Pusat berencana akan safari investasi di Abu Dhabi. Salah satu agendanya adalah promosi investasi di kawasan Rebana,” kata Kang Emil.
Rencananya Kang Emil akan hadir bersama Erick Thohir dalam safari investasi tersebut karena berkaitan dengan perusahaan milik BUMN.
Kang Emil mengungkapkan, jumlah investor dari Timteng yang menanamkan modalnya di Jabar terbilang sedikit. Karena kebanyakan investasi asing di Jabar datang dari pengusaha Asia Timur, seperti Jepang, Korea, Tiongkok dan Singapura.
“Makanya perlu lebih diintensifkan, kuncinya tidak jaga warung tapi door to door kita datangi dan yakinkan mereka,” ujarnya.
Saat ini Jabar sendiri punya kawasan potensial untuk investasi yakni kawasan Rebana dengan 13 kota industri baru.
Dalam rangka menarik investor asing, Jabar saat ini berusaha menyelesaikan proyek tol Cisumdawu secepatnya. Target pembangunan Tol Cisumdawu harus selesai akhir tahun 2021. Tol tersebut merupakan akses penunjang menuju menuju Bandara International Jawa Barat (BIJB).
“Selain itu juga persiapan BIJB yang terkoneksi dengan jalan tol akan tembus di akhir tahun ini. Tadi juga ada masukan untuk menguatkan BIJB agar lebih kompetitif dan lancar dalam urusan ekonominya,” tutur Kang Emil.
Jabar sendiri terkenal sebagai daerah dengan investasi terbesar di Indonesia. Bukan itu saja, Jabar juga tengah disorot positif oleh investor dunia, terutama pasca berdirinya pabrik baterai mobil listrik di Karawang.
“Jabar sudah mendapat sorotan positif setelah jadi tempat produksi baterai mobil listrik Hyundai. Mulai April 2022 nanti, mobil listrik pertama Hyundai buatan Karawang ini sudah bisa dijual secara umum,” katanya.
Menteri BUMN: Jangan Terus Terjebak Isu Covid-19
Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan pertemuan dengan Kang Emil dalam rangka mengambil sejumlah langkah agresif untuk menarik investor.
“Hari ini kita mencari jalan dan bersepakat untuk lebih agresif, Pak Gubernur nanti juga akan pergi ke Jepang dengan Menteri Perdagangan. Kalau sama saya ke Abu Dhabi dan Eropa, tujuannya untuk mendorong investasi di Jabar,” katanya.
Erick mengatakan, sejumlah perusahaan BUMN dilibatkan dalam safari investasi tersebut lantaran sudah memiliki partner internasional di sejumlah negara. Contohnya adalah PT Pertamina di Balongan Indramayu.
“Kebetulan kami perusahaan BUMN yang saat ini punya banyak partner internasional yang bisa bekerja sama. Misalnya Pertamina di Indramayu dan baterai mobil listrik,” ujar Erick.
Menteri BUMN ini juga meminta semua pihak untuk tidak terus terjebak dengan isu COVID-19. Erick menegaskan pandemi memang masih menjadi perhatian serius, namun perekonomian juga harus terus meningkat.
“Kita jangan terus terjebak isu COVID-19, memang kasusnya harus kita tekan dan waspada tapi pasca-COVID-19 harus dimulai dari sekarang. Kita tidak mungkin ambil posisi selalu bertahan. Sekarang saatnya kita ambil kesempatan agar investasi terus meningkat, karena saat ini kita berhadapan dengan revolusi industri 4.0,” tutur Erick. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)