Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Seorang mahasiswa STIT Muhammadiyah Kota Banjar kembangkan teknologi tepat guna berupa alat kalibrasi arah kiblat.
Julaeha, mahasiswa jurusan PAI, mengaku pengembangan tersebut sebagai sebuah terobosan untuk memudahkan masyarakat, terutama dalam penentuan arah kiblat dan penguburan jenazah.
Menurutnya, dalam ajaran agama Islam, arah kiblat begitu penting guna menunjang ibadah, seperti salat maupun posisi jenazah saat penguburan.
“Sekarang kan masih banyak yang manual, bahkan berpatokan ke matahari. Meski ada aplikasi pada smartphone maupun alat berupa kompas, namun itu kerap terjadi kendala, yakni kurang akurat,” katanya.
Dari alat yang dirancang dengan berbagai bahan elektronika yang begitu mudah didapat.
Harapannya ke depan bisa lebih berkembang lagi dan masyarakat secara umum bisa memanfaatkannya.
“Alhamdulillah saya mendapatkan pendampingan dari dosen yang memang menguasai bidang ini,” imbuhnya.
Adapun kelebihannya, kata Julaeha, sensitivitas alat ini memungkinkan penentuan arah kiblatnya akurat, meski berada di sekitar area elektromagnetik.
Berbeda dengan kompas di pasaran yang berputar secara terus menerus ketika berada di sekitar magnet.
baca juga: Produksi Jam Digital Jadwal Sholat, Karya Guru SMK di Banjar Ini Makin Dikenal Luas
Kampus STIT Muhammadiyah Banjar Pelajari Multi Disiplin Ilmu
Sementara itu, Dosen Pendamping Julaeha, Pandu Pribadi, menyebut untuk pembuatan alat tersebut harus memahami elektronika dasar dan digital terlebih dahulu.
STIT Muhammadiyah sebagai kampus merdeka, mahasiswanya tidak hanya belajar masalah agama saja, namun juga multi disiplin ilmu.
“Di sini kan hanya ada PAI. Nah, pemanfaatan teknologi ini bisa kita terapkan di jurusan ini dengan latihan secara perlahan. Meski adaptasinya lama, namun itu menjadi persoalan,” ujarnya.
Sebetulnya, lanjut Pandu, sudah banyak produk yang membuat alat semacam itu. Namun, satu sisi ada kelemahannya, yakni kerap terjadi eror ketika berada di area elektromagnetik dan kurang akurat.
Melalui kombinasi mikro kontroler, kompas serta bahan lainnya, alat tersebut begitu sensitif saat penentuan arah kiblat.
Sehingga, dengan pola ini akan memudahkan masyarakat dalam penentuan arah kiblat secara akurat.
“Kalau geser sedikit saja maka titik azimuth akan berubah. Dalam alat ini kita patok angka 0 untuk titik tepatnya. Sehingga ketika angkanya di atas nol, berarti harus kita geser sedikit hingga angkanya menunjukkan 0,” paparnya.
Rencana ke depannya, pihaknya pun akan bermitra dengan Kemenag, BHRD maupun MUI untuk memanfaatkan alat ini.
Sedangkan untuk hak paten atau sertifikat, kata Pandu, akan diupayakan agar ke depannya bisa diterima oleh masyarakat umum.
Bahkan, pihaknya pun menyatakan kesiapannya secara keilmuan dan bertanggungjawab atas inovasi produk tersebut.
“Mahasiswa STIT Muhammadiyah Banjar tidak hanya mempelajari di satu prodi saja, tapi kita harus mempelajari teknologi saat ini, terutama yang dibutuhkan. Kita jangan dimanfaatkan teknologi, tapi kita harus memanfaatkan teknologi untuk kepentingan umat,” pungkasnya. (Muhafid/Koran HR)