Berita Ciamis (Harapanrakyat.com),- Polres Ciamis kini masih melakukan penyelidikan atas peristiwa susur sungai yang tewaskan 11 siswa MTs Harapan Baru, Cijantung, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Polisi kini sudah periksa dan meminta keterangan 12 orang, terdiri dari warga sekitar dan pihak MTs.
Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto NA mengungkapkan dari hasil pendalaman, kegiatan susur sungai itu sebetulnya hanya pada pinggir sungai bukan menyebrang sungai.
Hal tersebut sesuai hasil interogasi beberapa pembina dan guru MTs Harapan Baru, Cijeungjing, Kabupaten Ciamis yang pada saat kemarin melaksanakan pendampingan kegiatan saat susur sungai.
“Ternyata pelaksanaanya itu pada pinggir sungai bukan menyebrang sungai. Kegiatannya yaitu mengumpulkan sampah pinggir-pinggir sungai. Tidak ada perintah untuk melaksanakan kegiatan menyebrang,” ujar Kapolres, Sabtu (20/10/2021).
Baca Juga: Sebelum Tragedi Susur Sungai di Ciamis, Warga Dapat Ikan Banyak
Kapolres menyatakan masih harus mendalami kejadian tersebut. Terutama alasan kenapa anak-anak tersebut malah ke tengah sungai. Sebelum peristiwa susur sungai itu, anak-anak harusnya menyusuri pinggir sungai saja.
“Kami telah memeriksa sebanyak 12 orang beberapa saksi dari warga setempat yang melihat kejadian tersebut dan pembina dari MTs Harapan Baru,” tuturnya.
Usai peristiwa susur sungai ini, Polisi pun fokus membantu pondok pesantren dan keluarga korban untuk memberikan trauma healing. Kejadian ini juga ada dampak psikologis terhadap para siswa.
“Kami ucapkan kepada PPA Polda Jabar yang sudah banyak membantu untuk beberapa lokasi merasakan trauma healing bersama dari pesantren dan MTs,” katanya.
Kapolres menambahkan, pihaknya masih mendalami peristiwa tersebut untuk menentukan tersangka. Yang jadi pertanyaannya siapa yang meminta anak-anak tersebut ke tengah sungai, karena seharusnya hanya pada pinggir sungai. “Memang dari sisi penanggungjawab harusnya ada pengawasan yang mencegah anak-anak ke tengah sungai,” pungkasnya. (Ferry/HR-Online/Editor-Dadang)