Joko Widodo resmikan pabrik biodiesel milik Jhonlin Group, lebih tepatnya di Kalimantan Selatan pada hari Kamis, 21 Oktober 2021 lalu. Sementara Jhonlin Group merupakan bendera kelompok milik Haji Isam atau Andi Syamsuddin Arsyad.
Sepertinya tidak hanya momen peresmian dari pabrik biodiesel itu saja yang sangat menarik. Akan tetapi, juga kedekatan Presiden dengan Haji Isam ketika peresmian pabrik tersebut. Berikut info selengkapnya yang bisa Anda ketahui.
Baca Juga: Presiden Jokowi Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Uni Emirat Arab
Presiden Joko Widodo Resmikan Pabrik Biodiesel di Perusahaan Ternama
Akhirnya Presiden Indonesia yakni Joko Widodo atau Jokowi telah meresmikan pabrik pengolahan sawit untuk menjadi biodiesel di Kalsel. Pasalnya, pabrik tersebut berdiri dan didirikan oleh perusahaan PT JHonlin Group milik Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam.
Pada kesempatan tersebut, tampaknya Jokowi juga mengapresiasikan langkah Jhonlin Group. Pasalnya, ia mengatakan bahwa negara Indonesia tidak boleh dan hanya untuk menjadi eksportir kelapa sawit mentah saja.
Akhirnya Joko Widodo resmikan pabrik biodiesel dan menyebutkan bahwa potensi kelapa sawit di Tanah Air begitu besar. Menurutnya, negara Indonesia ini mampu untuk memproduksi hingga 52 juta ton minyak kelapa sawit mentah.
Tidak hanya itu saja, rupanya mantan Wali Kota Solo itu juga mengatakan harus selalu ada pengolahan CPO secara massal. Bahkan ia juga berharap jika perusahaan milik Haji Isam itu dapat menjadi contoh oleh perusahaan yang lain.
Baca Juga: Pemerintahan Berbasis Elektronik di Seluruh Daerah Jabar Dipercepat
Pendampingan Jokowi
Saat Joko Widodo resmikan pabrik biodiesel tersebut, Erick Thohir selaku Menteri BUMN juga mendampinginya dalam peresmian pabrik. Seperti tadi, peresmian pabrik biodiesel itu berlangsung sejak hari Kamis, 21 Oktober 2021 di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Bahkan peresmian pabrik milik Jhonlin Group itu juga Jokowi nilai begitu penting, terutama untuk ketahanan energi nasional. Sama halnya Presiden, Erick Thohir juga menegaskan pula jika pemanfaatan energi alternatif bisa menjadi fokus pemerintah.
Arahan Jokowi supaya Indonesia dapat menekan impor bahan bakar dengan cara memanfaatkan energi alternatif untuk pondasi paling penting. Terutama untuk ketahanan energi nasional.
Langkah tegas dari Jokowi juga semakin mendorong Indonesia agar bisa untuk mengolah bahan mentah dan produk jadi. Seperti halnya dalam pengolahan kelapa sawit, kini Indonesia sudah tidak akan mengimpor bahan mentah, namun mengolahnya untuk menjadi bahan jadi.
Membantu untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Sepertinya langkah Joko Widodo resmikan pabrik biodiesel itu berkaitan dengan potensi minyak sawit mentah mencapai 52 juta ton/tahunnya. Oleh karena itu, adanya potensi itu akan selalu bermanfaat seoptimal mungkin.
Selain itu, Presiden juga berharap bahwa pembangunan pabrik biodiesel itu tidak hanya mampu untuk menyerap tenaga kerja saja. Akan tetapi, juga untuk menjaga stabilitas harga minyak serta membantu dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pasalnya, minyak sawit mentah juga bisa terolah untuk menjadi biodiesel yang merupakan ke dalam bahan bakar energi terbarukan. Bahkan biodiesel dengan bahan baku organik juga bisa untuk menjadi energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Sehingga Presiden RI pun mengapresiasi perusahaan Jhonlin Group yang sudah membangun pabrik biodiesel itu. Terutama dalam rangka seperti industrialisasi CPO ke biodiesel.
Baca Juga: Hari Santri 2021, Pegawai Disdikpora Pangandaran Pakai Sarung
Tentang Jhonlin Group
Sebelum akhirnya Joko Widodo resmikan pabrik biodiesel, Jhonlin Group mulai berproduksi sejak Oktober dan terbangun menggunakan investasi hingga 2 triliun. Pasalnya, rencana peresmian oleh Presiden RI telah siap sejak bulan Juli lalu.
Menurut Zafrinal Lubis selaku Direktur PT Jhonlin Agro Raya atau JAR, menjelaskan bahwa investasi sebesar 2 triliun terbagi menjadi dua. Satu triliunnya untuk membangun pabrik dan prasarana pabrik, sedangkan satu triliun lainya guna membangun pelabuhan atau jety.
Selain itu, pabrik dengan luas lahan hingga 6 hektar tersebut akan mampu memproduksi biodiesel serta minyak goreng sebanyak 60 ton/jam. Sehingga dengan kapasitas produksi sebesar itu memerlukan pasokan hingga 1600 ton/hari.
Saat Joko Widodo resmikan pabrik biodiesel, rupanya Haji Isam juga ikut hadir dalam kesempatan tersebut bersama mantan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. (R10/HR-Online)