Hujan meteor leonis minorid merupakan peristiwa astronomi yang dinantikan banyak orang. Fenomena tersebut aktif sejak tanggal 19 sampai 27 Oktober 2021. Meski demikian puncaknya terjadi pada tanggal 25 Oktober lalu.
Tepatnya fenomena tersebut terjadi pada hari Senin 25 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB. Hal menarik dari fenomena tersebut bisa terlihat dengan mata telanjang tanpa alat bantuan. Dengan begitu banyak masyarakat yang antusias dengan peristiwa tersebut.
Fenomena leonis minorid merupakan hujan meteor yang berasal dari konstelasi Leo Minor. Sudah pasti asalnya dari konstelasi leo. Untuk lebih memahami fenomena tersebut simak penjelasan di bawah ini.
Baca Juga: Fakta Hujan Meteor Arid Pada Bumi Bagian Selatan, Sorotan Menarik
Hujan Meteor Leonis Minorid Fenomena Tahunan
Minggu lalu langit telah menyuguhkan fenomena yang tak kalah menariknya, yakni hujan meteor Epsilon Geminid dan Orionid. Kini ada fenomena Leonis Minorid yang sebenarnya berlangsung pada 19-27 Oktober. Tetapi intensitas maksimum hujan meteor tersebut pada 25 Oktober.
Pada dasarnya hujan ini sama terjadi pada setiap tahunnya. Fenomena ini paling mudah untuk diamati dari belahan bumi utara menggunakan plot teleskopik. Hujan meteor ini berasosiasi dengan komet C/179 K1 yang memancar dari konstelasi Leo Minor.
Mengapa pada bumi belahan utara? Pasalnya rasi bintang utara paling redup dari Leo. Hujan ini menghasilkan 2 meteor per jam. Umumnya meteor tersebut lintas dengan kecepatan rata-rata 62 km/second.
Hujan meteor Leonis Minorid terjadi ketika sejumlah meteor bersinar pada langit malam. Dalam hal ini meteorit terjadi karena adanya puing-puing dari benda luar angkasa atau meteroid. Kemudian akan memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Fakta Leonis Minorid
Adapun beberapa fakta menarik dari adanya leonis minorid saat terjadi pada puncaknya. Belum lagi peristiwa ini menimbulkan daya tarik tersendiri untuk sebagian masyarakat. Perhatikan penjelasan di bawah ini agar Anda lebih memahaminya.
Baca Juga: Fenomena Hujan Meteor Draconid dan Konjungsi, Ini Waktunya
Bisa Terlihat Dengan Mata Telanjang
Kebanyakan fenomena alam dari langit akan sulit dilihat menggunakan mata telanjang. Berbeda dengan meteor satu ini, karena semua orang bisa melihatnya tanpa menggunakan alat bantu khusus. Terlebih Ketika bulan cukup lemah maka hujan meteor bisa terlihat dengan jelas.
Bersinar Pada Langit Malam
Sudah banyak yang tahu bahwa meteor akan terlihat dengan jelas saat malam hari. Inilah yang memberikan ketertarikan khusus dari meteor tersebut. Ketika malam hari akan tampak serpihan benda luar angkasa tersebut jatuh seperti hujan.
Hanya saja hujan meteor leonis minorid jatuh dengan kecepatan sangat tinggi. Orang yang melihatnya seperti hanya sekejap padahal dari jarak dekat tidak secepat pandangan mata.
Ukuran yang Kecil
Pada dasarnya ukuran dari meteor ini sangatlah kecil. Ukuran tersebut hanya sebesar butiran pasir bumi. Namun, serpihan tersebut sudah lebih dulu hancur sebelum sampai ke permukaan bumi.
Tak heran jika tidak ada tanda-tanda bahaya untuk permukaan bumi dan seisinya. Meteor yang jatuh sudah bergesekan dengan atmosfer bumi yang menimbulkan serpihan seperti debu. Tetapi debu tersebut juga tidak sampai ke bumi karena jaraknya sangat jauh.
Penyebab Hujan Meteor
Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya mengenai penyebab terjadinya hujan meteor. Jawabannya karena bumi melintas dekat dengan orbit dari komet. Dalam hal ini bumi juga melewati serpihan dari meteor dan menghasilkan hujan.
Rupanya untuk fenomena terjadinya hujan meteor sudah kerap terjadi. Banyak data yang terkumpul sejak diketahuinya hujan meteor sebanyak 600 kasus. Menariknya 100 lebih dari kasus tersebut telah terbukti dengan nyata.
Baca Juga: Fakta Hujan Meteor Bootid, Puncaknya Terjadi Minggu Ini
Masih Banyak Kasus Lainnya
Bulan Oktober ini banyak fenomena langit terjadi. Selain hujan meteor leonis minorid masih bisa Anda temui fenomena menarik lainnya. Beberapa fenomena meteor juga terjadi pada bulan ini sebelum leonis minorid.
Pada 21 Oktober lalu terjadi puncak hujan meteor Orionid. Hujan tersebut terjadi sekitar pukul 22.13 WIB. Lalu, pada 18 Oktober juga menjadi puncak hujan meteor Epsilon Geminid.
Bahkan tanggal 10 Oktober menjadi saksi pucak terjadinya hujan meteor Taurid Selatan yang terlihat dari rasi Cetus mulai pukul 18.41 WIB dari Bandung bagian timur.
Selain hujan meteor leonis Minorid pada 8 Oktober terjadi puncak hujan meteor Draconid. Fenomena tersebut tampak dari arah rasi Draco saat terbenamnya matahari hingga pukul 21.34 WIB. Nantikan fenomena langit selanjutnya pada bulan November dan Desember 2021. (R10/HR-Online)