Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Batu Cikabuyutan di Dusun Binangun, Desa Kondangjajar, Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jabar, sudah berkali-kali hilang.
Saat ini, batu bersejarah itu tinggal menyisakan bagian kepalanya saja, sedangkan bagian badan dan ekornya menghilang.
Kundil salah satu budayawan di Pangandaran membenarkan jika batu Cikabuyutan itu beberapa bagiannya hilang entah kemana.
Ia menyebut, batu Cikabuyutan berbentuk seperti gajah, terbagi 3 bagian.
“Ada bagian kepala, badan dan ekornya,” ujar Kundil Sabtu (16/10/2021).
Ia menjelaskan, batu Cikabuyutan ini sudah ada sejak tahun 1800.
Ada sebagian masyarakat Pangandaran yang meyakini batu Cikabuyutan itu sebagai simbol pemberi kabar akan terjadi bencana alam.
Berdasarkan kabar, batu tersebut dulu digunakan oleh Aki Geude dan Nini Geude.
Dulu katanya, jika akan terjadi bencana alam, batu Cikabuyutan berputar lalu keluar suara dentuman keras.
“Jika berputar dan sudah keluar suara, Aki Geude dan Nini Geude langsung mengabari masyarakat akan terjadi bencana alam dan mengingatkan mereka untuk hati-hati,” jelasnya.
Baca Juga: Goa Sutrareregan di Pangandaran Diyakini Bekas Dapur Manusia Purba
Kundil menambahkan, sekitar tahun 1970 ketiga bagian batu Cikabuyutan di Desa Kondangjajar, Pangandaran, hilang dan ditemukan lagi oleh Eyang Ajasana.
“Namun setelah itu kembali menghilang dan tahun 1990 Abah Asnawi menemukan batu tersebut di lokasi berbeda, saat itu di komplek Bandara Nusawiru, setelah ada kesepakatan, batu itu dikembalikan ke tempat asal,” katanya.
Kundil menyebut, saat para tokoh budayawan di Pangandaran masih mencari keberadaan dua bagian batu Cikabuyutan yang hilang, yakni bagian badan dan ekornya.
“Jika ada yang mengetahui keberadaan batu tersebut, masyarakat Pangandaran agar berkoordinasi dengan saya agar barang bersejarah itu terdata dan tertata keasliannya,” pungkas Kundil. (Ceng2/R8/HR Online)
Editor: Jujang