Aplikasi Sugeng Rawuh tengah dipersiapkan oleh Pemkot Yogyakarta bagi para wisatawan. Ini merupakan pengembangan dari aplikasi yang sudah ada yakni Sowan Jogja.
Dalam pengembangan ini terdapat perbaikan nama yang nantinya diharapkan dapat terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi ini hadir untuk ditujukan kepada para wisatawan yang sengaja hadir ke kawasan wisata utama di kota Pelajar tersebut, Malioboro.
UPT Kawasan Cagar Budaya bersama Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta hendak merealisasikan rencana tersebut. Jika aplikasi ini telah terhubung dengan Aplikasi PeduliLindungi, maka para wisatawan tidak perlu lagi membuka banyak aplikasi ketika berada di kawasan Malioboro.
Baca Juga: Aplikasi Pesantren Online Sarana Kelola Pesantren dengan Basis Digital
Aplikasi Sugeng Rawuh
Pemerintah Kota Joka melalui UPT PKCB (Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya) saat ini tengah mempersiapkan sebuah aplikasi bernama Sugeng Rawuh.
Pengembangan aplikasi ini bertujuan untuk pembatasan pengunjung kawasan Malioboro. Bentuk dari pembatasan ini salah satunya adalah berupa waktu maksimal atas kunjungan ke kawasan malioboro selama 2 jam.
Sugeng Rawuh bertugas untuk memonitor serta memberikan peringatan jika waktu berkunjung akan habis. Selain itu, aplikasi ini juga berfungsi sebagai alat penghitung otomatis dari jumlah pengunjung.
Alasan Pemberlakuan Pembatasan di Malioboro
Wisatawan yang berkunjung atau jalan-jalan ke kawasan Malioboro kemungkinan tidak akan sebebas seperti biasanya. Hal ini menyusul dengan penerapan aplikasi baru yang bertajuk Sugeng Rawuh.
Lalu apa alasan pembatasan kawasan Malioboro ini? Dalam hal ini, Kepala UPT PKCB Jogja, Ekwanto , menjelaskan bahwa Malioboro berbeda dengan destinasi wisata lain yang ada di Jogja.
Malioboro mempunyai 17 pintu masuk yang dapat wisatawan akses dengan mudah. Sedangkan untuk destinasi wisata lain hanya terdapat satu pintu masuk saja.
Dengan kondisi tersebut, tentu membuat penjagaan di Malioboro memerlukan adanya SDM yang banyak. Inilah salah satu alasan adanya pengembangan aplikasi Sugeng Rawuh.
Meskipun demikian, aplikasi ini belum dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Ekwanto pun kembali menjelaskan bahwa rekayasa pembatasan telah disimulasikan, akan tetapi belum dapat diimplementasikan di lapangan.
Implementasi aplikasi ini belum dapat bekerja maksimal karena harus menunggu arahan serta sinkronisasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
Baca Juga: Aplikasi Screening Saham Terbaik, Penunjang Investasi!
Tujuan Sinkronisasi Aplikasi Sugeng Rawuh dengan PeduliLindungi
Adanya sinkronisasi antara aplikasi PeduliLindungi dengan Sugeng Rawuh bertujuan agar tidak terlalu banyak aplikasi bagi para wisatawan atau pengunjung yang akan datang ke Malioboro.
Dalam hal ini masih banyak pematangan yang perlu dilakukan. Dengan demikian nantinya tidak banyak sistem di kawasan wisata satu ini. Dengan kata lain, sinkronisasi aplikasi PeduliLindungi dengan Sugeng Rawuh bertujuan untuk menghindari keluhan masyarakat dari terlalu banyaknya aplikasi di kawasan Malioboro.
Pemberlakukan Sistem Aplikasi Sugeng Rawuh
Selain pengaturan pada kawasan Malioboro, pengembangan aplikasi telah berlangsung sejak para wisatawan masuk di kota Jogja, terutama para pengunjung yang datang dengan menggunakan bus pariwisata.
Semua bus pariwisata yang akan masuk ke kota Jogja harus melewati Terminal Giwangan untuk melakukan pemeriksaan kartu vaksin. Jika semua penumpang bus pariwisata tersebut dapat menunjukkan bukti vaksin minimal dosis pertama, maka bus pariwisata tersebut dapat masuk Jogja dengan menggunakan stiker berisi lokasi untuk parkir.
Pemberlakuan sistem ini pun berlangsung akhir pekan lalu dan berjalan cukup lancar. Rencana sistem ini tidak hanya berlaku saat akhir pekan saja. Akan tetapi akan berlaku dalam setiap harinya.
Namun saat ini, Pemkot Jogja pun sedang melakukan adanya evaluasi terhadap sistem tersebut. Bagaimana penerapan pada akhir pekan lalu berdasarkan dengan data-data yang telah masuk.
Swab Antigen dan Vaksin Gratis di Kawasan Malioboro
Selain penggunaan aplikasi Sugeng Rawuh untuk pembatasan wisatawan di Malioboro, Pemkot juga memperlakukan pengaturan wisatawan pada kawasan tersebut.
Ini dilakukan oleh para petugas pengamanan atau dengan sebutan Jogoboro dengan tujuan untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik oleh para pengunjung atau wisatawan.
Para Jogoboro melakukan sampling acak rapid test antigen untuk para wisatawan setiap Sabtu Minggu, masing-masing 100 tes dalam setiap harinya. Selain itu, Pemkot juga menyediakan vaksin bagi wisatawan. Vaksin tersebut berlaku untuk keseluruhan wisatawan dari mana saja tanpa memandang KTP.
Melalui aplikasi Sugeng Rawuh, maka jumlah wisatawan yang berkunjung ke Malioboro juga dapat diketahui secara pasti. Dengan demikian pengaturan pembatasan wilayah tersebut pun akan berlangsung lebih mudah. (R10/HR Online)