Adab menghadiri undangan sesuai ajaran Islam harus kita perhatikan. Baik undangan pernikahan atau jamuan dari saudara, kerabat, maupun teman. Dalam Islam, adab mendatangi sebuah jamuan memegang peran penting sebagai bagian dari kesopanan, ketaatan, dan penghormatan terhadap sesama.
Baca juga: Adab Berbicara Wanita Muslimah dalam Islam, Jauhi Ghibah
Pernikahan merupakan salah satu momen yang membahagiakan dalam hidup. Nah, dalam ajaran agama Islam, adab dan etika merupakan hal yang harus kita perhatikan serta pelajari.
Menghadiri undangan merupakan salah satu bentuk memuliakan tamu dan menjalin silaturahmi sesama muslim. Namun, ada sejumlah adab yang perlu kita perhatikan supaya tidak melanggar syariat.
Di dalam Islam, semua yang kita lakukan memiliki aturan atau norma-norma penting. Islam merupakan agama yang sempurna dan istimewa dari segi fitrah. Islam memberikan kedudukan tinggi untuk adab bahkan dapat mengalahkan ilmu.
Adab Menghadiri Undangan yang Baik
Suatu sikap yang menunjukkan adab terbaik haruslah kita jaga. Adab dalam menghadiri undangan dengan baik sudah tertulis dalam hadits riwayat.
Para ulama membagi undangan untuk umat muslim hadiri menjadi dua bagian, yakni:
- Undangan walimatul ‘ursy atau pernikahan, ulama mewajibkan untuk menghadirinya kecuali ada udzur syar’i.
- Undangan untuk selain walimatul ‘ursy (resepsi pernikahan), jumhur ulama berpendapat bahwa menghadirinya hukumnya sunnah.
Syaikh Muhammad bin Utsaimin meringkas beberapa syarat menghadiri undangan, antara lain:
- Tidak ada kemungkaran di tempat undangan.
- Pihak yang mengundang walimah termasuk orang yang tidak termasuk orang untuk dikucilkan.
- Hendaknya pihak yang mengundang adalah sebagai muslim.
- Hendaknya makanan walimahnya bersifat mubah yang boleh hadirin makan.
- Menghadiri jamuan tidak mengandung pengingkaran kewajiban.
- Menghadiri suatu undangan yang tidak mengandung bahaya bagi tamu undangannya.
Datang Sesuai Waktu yang Telah Ditentukan
Adab menghadiri undangan yang pertama adalah datang tepat waktu tanpa menunda-nunda. Sikap ini menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada tuan rumah yang telah bersusah payah menyediakan hidangan.
Baca juga: Adab Memakai Pakaian dan Fungsinya Bagi Umat Muslim
Selain itu, datang tepat sesuai waktunya menandakan bahwa kita merupakan orang yang disiplin. Menunda-nunda datang bukanlah sikap yang baik, terlebih posisi kita sebagai tamu undangan. Hal ini sebagaimana bunyi hadits yang artinya:
Mengambil Makanan dari Pinggir Piring
Sunnah hukumnya umat muslim untuk makan dari pinggir piring. Bila sajian tersebut berada di piring bersama, hendaklah untuk mengambil hidangan yang dekat dengan dirinya.
Karena, pinggir piring biasanya lebih dingin dan mudah untuk mencapainya. Hal ini juga menunjukkan sikap tidak serakah dan rendah hati.
Tidak Membedakan Undangan dari Orang Miskin atau Kaya
Seorang umat Islam yang beradab sudah pasti tidak membedakan undangan dari orang miskin atau kaya. Adab menghadiri undangan yang tepat adalah menghargai dan mendatangi jamuan yang tidak ada unsur maksiat di dalamnya.
Baca juga: Adab terhadap Tetangga dalam Islam, Cerminan Akhlak Terpuji
Alangkah baiknya untuk datang dengan niat yang tulus ikhlas dan silaturahmi. Tidak boleh ada rasa sombong, meremehkan orang, atau iri terhadap orang yang mengundang.
Tidak Boleh Terlalu Menonjolkan Diri di Pertemuan
Adab menghadiri undangan berikutnya adalah dengan tetap memuliakan sang tuan rumah. Saat masuk ke rumah pengundang, kita sebagai tamu undangan tidak boleh menonjolkan diri. Biasakan untuk senantiasa bersikap tawadhu’ di dalamnya.
Apabila tuan rumah menyuruhnya duduk di salah satu tempat, maka sebaiknya untuk tetap duduk di tempat tersebut serta mengikuti rangkaian acaranya. Kita sebagai hadirin sebaiknya menjaga sikap dan tetap membuat pengundang menjadi sorotan utama di dalam acaranya.
Mendoakan Orang yang Mengundang
Apabila kita menghadiri undangan pernikahan, maka sebaiknya memberikan doa-doa baik untuk kedua mempelai. Hal ini sesuai dengan hadits yang artinya:
Sementara itu, apabila menghadiri jamuan makan juga mendoakan yang mengundang. Hal ini sesuai hadits yang artinya:
Tidak Berdandan Secara Berlebihan
Sebagai tamu undangan, sebaiknya kita juga memperhatikan penampilan saat akan memenuhi undangan. Salah satunya adalah cara berpakaian yang baik dan tertutup. Ada baiknya untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat dan tidak menonjolkan bentuk tubuh.
Sama seperti halnya cara berpakaian yang sudah ada dalam aturan islam. Ada baiknya juga untuk tidak menggunakan dandanan terlalu menor atau make up tebal. Akan lebih bagus bila menggunakan dandanan sederhana atau minimalis dan pakaian yang menutupi aurat.
Sehingga, tidak akan menimbulkan kesan menonjol melebihi tuan rumah. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita sebagai tamu undangan tetap menghormati tuan rumah.
Berlaku Ramah dan Ramah-tamah
Islam menganjurkan agar kita bersikap ramah dan ramah-tamah terhadap semua tamu yang hadir. Ini mencakup sapaan yang sopan, senyuman, dan sikap terbuka terhadap orang-orang yang kita temui dalam acara tersebut.
Baca juga: Adab Menjenguk Orang Sakit Berdasarkan Ajaran Agama Islam
Adab menghadiri undangan sesuai dengan ajaran Islam tidak hanya mencakup aspek tata krama dan perilaku di acara tersebut. Akan tetapi juga mencakup sikap dan tindakan yang menunjukkan penghormatan, penghargaan, serta rasa syukur terhadap undangan yang diberikan oleh sesama muslim. (R10/HR-Online)