Berita Banjar, (harapanrakyat.com),– Pemerintah Kota Banjar, Jawa Barat, melalui Dinas PUPRKP Kota Banjar beserta Pemerintah Desa Rejasari, PLN dan salah seorang anggota DPRD Kota Banjar akhirnya turun langsung meninjau rumah Suminah warga Desa Rejasari, Kota Banjar yang tak punya listrik.
Manajer PLN ULP Banjar, Tata, mengatakan, pihaknya perlu menghitung jarak lokasi terlebih dahulu untuk memastikan sumber listrik yang akan menjadi akses jaringan.
“Kita hitung dulu. Kita lihat jaraknya dulu berapa keperluannya. Untuk sumber listrik kita lihat tiang listriknya, kita hitung dulu untuk memastikan,” kata Tata kepada wartawan, Rabu (29/9/2021).
Lanjutnya, setelah dilakukan penghitungan lokasi jaraknya cukup jauh dan membutuhkan sebanyak 30 tiang listrik dari sumber utama listrik sehingga menjadi kendala.
Baca Juga: Warga Kota Banjar Ini Puluhan Tahun Tak Menikmati Listrik
Pihaknya, kata Tata, sejauh ini juga belum menerima permohonan untuk pemasangan dari yang bersangkutan.
“Setelah dihitung jaraknya cukup jauh. Membutuhkan 30 tiang untuk akses jaringan listrik,” katanya.
Kepala Dinas PUPRKP Kota Banjar Tomy Subagja melalui Kepala UPTD Ketenagalistrikan, Asep Bunyamin, mengatakan, untuk solusi atas permasalahan tersebut pihaknya mengusahakan agar ada penerangan. Namun tidak bisa menggunakan aliran listrik.
Sebagai alternatif penerangan tersebut akan diusahakan melalui mesin generator berupa genset agar lebih efisien. Hal ini mengingat akses yang ada di lingkungan tersebut kurang mendukung untuk dilakukan pemasangan jaringan listrik.
Sebetulnya, sambung Asep, bisa saja dibuatkan fasilitas menggunakan tenaga surya untuk penerangan.
Hanya saja, penerangan tersebut tidak bisa untuk fasilitas yang lain seperti mengisi baterai handphone dan sebagainya. Sehingga akan lebih efisien jika menggunakan mesin generator genset.
“Alternatif untuk efisiensi bisa menggunakan genset. Lebih efisien,” kata Asep Bunyamin.
Warga Kota Banjar Tak Punya Listrik, Rumahnya Tak Bisa Dipasang Instalasi
Lebih lanjut ia mengatakan, alasan menggunakan mesin genset tersebut lantaran aksesnya terlalu jauh. Sehingga membutuhkan paling tidak 30 tiang agar listrik bisa sampai ke lokasi tersebut.
Kalaupun dipaksakan, nantinya aliran listrik yang akan dibuat dayanya tidak bisa maksimal. Instalasi listrik yang ada di rumah warga tersebut juga tidak memungkinkan.
Baca Juga: Warga Banjar Belum Dapat Akses Listrik, Mahasiswa; Miris dan Memilukan
“Ini masalahnya sumber listrik kalau dipaksakan juga nggak maksimal. Jumlah rumahnya juga sedikit hanya dua rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Rejasari, Subur Waluyo, mengatakan, terkait fasilitas penerang menggunakan genset tersebut pihaknya akan mengusahakan ke pemerintah kota supaya membantu fasilitas yang dibutuhkan.
Hal itu karena dari pihak pemerintah desa sendiri tidak bisa memberikan bantuan perorangan namun untuk yang bersifat kepentingan banyak orang atau publik.
“Nanti akan kami usahakan mengajukan untuk mesin genset itu ke pemerintah kota. Karena kalau dari desa sendiri kami belum bisa untuk perorangan,” kata Subur. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)