Berita Banjar, (harapanrakyat.com),– Imbas penutupan objek wisata selama kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), fasilitas objek wisata (obwis) di Kota Banjar, Jawa Barat mulai rusak.
Seperti halnya objek wisata Lembah Pejamben Desa Binangun, Kota Banjar, yang terlihat seperti tak terawat dan banyak daun sampah berserakan.
Bahkan, fasilitas saung di kawasan obyek wisata Situ Leutik yang belum sempat beroperasi mulai mengalami kerusakan pada bagian tangga yang digunakan untuk naik ke bagian atas.
Seperti diungkapkan salah seorang pedagang di obwis Lembah Pejamben, Dedeh. Ia menuturkan, sudah beberapa minggu ini obwis Lembah Pejamben banyak daun yang berserakan dan belum dibersihkan.
Padahal, kata Dedeh, pada hari libur banyak para pengunjung yang datang untuk berwisata bersama keluarga ataupun mampir untuk istirahat melihat pemandangan.
“Banyak berserakan. Itu yang di tempat bermain juga kadang saya bersihin,” kata Dedeh kepada HR Online, Minggu (19/9/2021).
Baca Juga: Sentra Produksi Bata Merah di Kota Banjar Terancam Gulung Tikar
Selain banyak daun yang berserakan, lanjutnya, ada beberapa kayu pada bagian jembatan yang digunakan untuk menyeberang ke wahana saung juga rusak dan perlu diperbaiki
Menurutnya, banyaknya daun yang runtuh tidak dibersihkan tersebut karena sebelumnya ada penutupan PPKM pandemi Covid-19. Selain itu, objek wisata tersebut juga belum dibuka lagi oleh desa sehingga seperti tidak terawat.
“Mungkin masih tutup belum dibuka. Tapi kalau pengunjungnya ada terus yang datang. Tadi pagi saja banyak rombongan yang berkunjung,” katanya.
Fasilitas Wisata Saung Situ Leutik Kota Banjar Rusak
Tak hanya di Obwis Lembah Pejamben terpisah, Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukirlan mengatakan, akibat pandemi tersebut sejumlah fasilitas saung di kawasan wisata Situ Leutik sebagian mengalami kerusakan karena kurang perawatan.
Beberapa fasilitas yang rusak dan perlu diperbaiki tersebut yaitu pada bagian tangga untuk naik ke saung. Sebagian ada yang patah kayunya terlepas dari pondasi, ada juga yang terlepas karena sudah keropos dan tidak bisa digunakan lagi.
Namun begitu, kata Yayan, untuk perawatan kawasan wisatanya seperti kebersihan masih tetap berjalan dan sekarang sudah dibawah naungan Disporapar.
“Sebagian anak tangga ke saung beberapa pada rusak karena keropos. Tapi kalau untuk perawatan kebersihan masih tetap jalan,” katanya.
Untuk itu, lanjut Yayan, pihaknya meminta kepada Dinas terkait untuk melakukan perbaikan karena bisa mengurangi kenyamanan para pengunjung yang datang ke obyek wisata Situ Leutik.
Sejauh ini, imbuhnya, jumlah para wisatawan yang berkunjung bisa mencapai 100 orang dalam setiap minggunya. Terlebih lagi saat hari libur akhir pekan.
“Ada 100 pengunjung kalau setiap Minggu mah. Kami harap fasilitas yang rusak bisa diperbaiki dan ditambah lagi fasilitas yang lain biar lebih menarik,” ujarnya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)