Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Ketua Komisi D DPRD Ciamis, Syarif Sutiarsa, meminta kepada pihak sekolah, agar lebih teliti dalam cek kesehatan siswa sebelum pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Hal tersebut setelah adanya kasus meninggalnya pelajar SMK di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, usai mengikuti vaksinasi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Menurutnya, kejadian adanya siswa meninggal setelah divaksin, adalah salah satu bentuk kelalaian pihak sekolah.
“Karena demi syarat pembelajaran tatap muka (PTM) ingin segera terlaksana, maka sekolah mengabaikan kesehatan siswa ketika akan melaksanakan vaksin,” ujarnya kepada HR Online, Sabtu (11/9/2021).
Ia juga mengingatkan, jangan sampai karena adanya aturan dari pemerintah yang mengharuskan siswa untuk vaksin, membuat sekolah mengabaikan mengecek kesehatan seluruh siswa.
“Seperti tanpa menanyakan kepada siswa, apakah mereka memiliki riwayat penyakit atau tidak,” katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan, meski vaksin Covif-19 itu wajib, namun pihak sekolah seharusnya mempersiapkan diri terlebih dahulu.
Salah satunya memeriksa kesehatan seluruh siswa. Sehingga bisa mengetahui mana siswa yang layak ikut vaksin dan yang tidak.
“Intinya, jangan terburu-buru hanya demi mengejar PTM, tanpa mengecek lebih teliti kesehatan siswa,” ucapnya.
Selain itu, meski siswa SMP sudah suntik vaksin dosis pertama, namun Syarif juga meminta kepada Dinas Pendidikan Ciamis, untuk mengimbau agar sekolah terlebih dulu cek kesehatan siswa sebelum vaksinasi dosis kedua nanti.
“Jangan sampai karena aturan malah mengorbankan siswa,” ucapnya.
Karena, sambungnya, bisa saja siswa yang kemarin ikut vaksin kondisi kesehatannya tidak memungkinan untuk mendapatkan vaksin kedua. “Dan itu yang harus diperhatikan sekolah,” katanya.
“Kami dari Komisi D, mendukung penuh program pemerintah, yaitu vaksin untuk siswa sekolah. Hal itu supaya PTM bisa kembali dibuka,” katanya.
Bahkan, dengan adanya pernyataan Menteri Pendidikan, PTM bisa kembali berjalan tanpa harus memaksakan siswa untuk vaksin.
“Jika ada pihak sekolah melakukan paksaan atau ancaman kepada siswa karena tidak ikut vaksin, akan kami laporkan,” tegasnya. (Es/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto