Sejarah tanaman lada cukup mengejutkan. Hal ini karena rempah-rempah tersebut bukanlah tanaman asli Indonesia. Meski begitu, tanaman tersebut kini bisa dengan mudah ditemukan di Indonesia.
Baca juga: Sejarah Bangkrutnya VOC 31 Desember 1799, dari Monopoli Perdagangan hingga Korupsi
Alasannya tidak lain karena Indonesia jadi pusat jalur rempah dunia. Jalur ini menghubungkan kepulauan rempah yang ada di wilayah nusantara dengan negara-negara lainnya. Sebut saja negara yang ada di Eropa, Timur Tengah dan Asia.
Sejarah Tanaman Lada Masuk Indonesia
Kebutuhan akan rempah-rempah ini tak bisa dihindari lagi. Hal ini karena tanaman tersebut bisa memperkaya cita rasa masakan.
Makanan memang akan terasa kurang nikmat jika belum ada tambahan rempah-rempah di dalamnya. Hal inilah yang membuatnya terkenal sebagai raja rempah-rempah.
Rempah-rempah ini sendiri sebenarnya asalnya dari Malabar, Pantai India. Selain membawa rempah-rempah tersebut, budayanya juga masuk Indonesia.
Bahkan orang India juga membawa agama masuk ke Tanah Air. Baik itu agama Hindu maupun Budha. Hal ini mewarnai sejarah masuknya tanaman lada ke Indonesia.
Untuk jenisnya, ada lada hitam dan putih. Keduanya memiliki rasa berbeda. Perbedaannya juga terletak pada tampilannya.
Baca juga: Sejarah Pajak Padi di Garut 1919, Pemicu Pemberontakan Petani
Untuk merica hitam memiliki isi buah yang masak kering dan kulitnya utuh. Sementara untuk merica putih memiliki kulit yang sudah terkelupas.
Perjalanan Mengambil Rempah-rempah
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kapal-kapal Portugis yang mengambil rempah-rempah ini dari Pesisir Malabar. Hal ini membuat rempah-rempah tersebut semakin berlimpah ruah di pasar Lisbon.
Eksistensinya semakin tinggi ketika pasar Eropa sangat membutuhkannya namun memiliki keterbatasan untuk memenuhinya. Orang Inggris dan Belanda pun melakukan pelayaran sekaligus perdagangan menuju kepulauan nusantara. Hal ini turut masuk ke dalam sejarah tanaman lada di Indonesia.
Perjalanan ini berhasil menemukan kepulauan penghasil lada. Awalnya membeli rempah-rempah ini di pesisir Malabar, tetapi sedikit demi sedikit sudah mulai pindah ke kota-kota pantai Cina.
Baca juga: Sejarah Pabrik Tebu di Yogyakarta Tahun 1930 yang Memiskinkan Petani
Setelah itu, perjalanan lanjut ke Malaka hingga bisa mencangkup pelabuhan yang ada di kepulauan nusantara. Hal inilah yang membuat rempah-rempah tersebut populer di Indonesia.
Lalu di abad 16 dan 17, rempah-rempah ini jadi komoditas penting di kepulauan nusantara. Daripada rempah-rempah lainnya, lada diekspor hingga 10 kali lipat kala itu.
Persebaran Merica di Indonesia
Saat memasuki kawasan nusantara, banyak orang tertarik untuk membudidayakannya. Alhasil, budidaya tanaman rempah-rempah lada ini semakin merajalela di Indonesia seiring dengan berjalannya sejarah.
Dalam proses pembudidayaan ini, sebagian besar berlangsung di lereng pegunungan. Untuk total ekspor rempah-rempah tersebut sekitar 6.500 ton. Hal ini mencakup wilayah Jawa, Banten, Sumatera, hingga Semenanjung Malaya.
Memicu Kolonialisme di Indonesia
Selain memberikan keuntungan dari segi perekonomian nusantara, rupanya keberadaan tanaman rempah-rempah lada ini juga memicu lahirnya sejarah kolonialisme di Indonesia. Hal ini karena ada banyak pedagang asing yang sengaja datang ke Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia, untuk mendapatkannya.
Bangsa Eropa banyak yang mencari rempah-rempah ini karena khasiatnya. Rempah-rempah ini memang mampu memberikan efek hangat di tubuh.
Karena hal itu, bangsa Eropa berbondong-bondong mencarinya mengingat memang hidup di musim dingin. Bangsa Eropa pun bisa lebih nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari apabila memiliki rempah-rempah ini.
Penghasil Lada Terbesar di Indonesia
Selain sejarah tanaman lada, pembahasan ini tak kalah menarik untuk diketahui. Indonesia juga memiliki wilayah yang terkenal sebagai penghasil lada terbesar.
Wilayah tersebut ialah Lampung. Lampung jadi penghasil lada hitam terbesar sebagaimana paparan di akun media sosial Instagram @seputarinewsrcti.
Karena jadi penghasil lada hitam terbesar, Lampung sudah memasok kebutuhan rempah-rempah tersebut ke berbagai negara yang ada di dunia ini. Tidak tanggung-tanggung karena hal ini sudah dilakukan lebih dari 500 tahun lamanya.
Bukan hanya itu, Pulau Bangka yang ada di Indonesia juga terkenal sebagai penghasil lada putih sebagaimana penjelasan akun @mediaindonesia. Rempah-rempah tersebut memiliki cita rasa khas dengan tingkat kepedasan tinggi antara 5% hingga 7%.
Baca juga: Sejarah Tionghoa di Bangka, Tak Semuanya Kaya dan Sukses
Setelah simak uraian di atas, tentu bisa mengetahui bagaimana sejarah tanaman lada atau yang terkenal dengan sebutan merica. Tak banyak yang menyangka bahwa ternyata rempah-rempah tersebut bukan asli Indonesia. Meski begitu, Indonesia kini jadi salah satu negara yang menghasilkan rempah-rempah tersebut dalam skala besar. (R10/HR-Online)