Berita Jabar, (harapanrakyat.com),- Beredar pesan berantai melalui aplikasi percakapan Whatsapp, yang isinya terkait dengan pendaftaran vaksin Nusantara.
Dalam pesan tersebut, untuk masyarakat yang ingin ikut suntik vaksin Nusantara, bisa daftar langsung ke Prof Nidom, lewat nomor WhatsApp 0811 372 683.
Selain itu, untuk calon peserta vaksin tersebut harus mengisi data lengkap, seperti nama dan umur. Kemudian juga harus mengisi data jenis kelamin, wilayah domisili dan nomor telepon.
Ternyata pesan berantai terkait pendaftaran vaksin Nusantara tersebut juga diterima oleh warga Jawa Barat (Jabar). Tidak sedikit warga Jabar yang menerima pesan melalui aplikasi WhatsApp itu.
Sehingga, untuk memastikan kebenarannya, Jabar Saber Hoaks melakukan penelusuran dan verifikasi ke sejumlah sumber.
Berdasarkan verifikasi fakta Jabar Saber Hoaks, tertanggal 15 September 2021, informasi tentang pendaftaran penerima vaksin Nusantara adalah tidak benar alias hoaks.
Penggagas vaksin Nusantara yang juga mantan Menteri Kesehatan RI, Dr. Terawan Agus Putranto membenarkan bahwa informasi tersebut tidak benar.
“Saya belum membuka pendaftaran,” tegasnya Selasa (14/9/2021).
Lebih lanjut Terawan menjelaskan, nomor yang tercantum dalam pesan berantai tersebut bukan berasal dari dirinya.
“Saya benar-benar tidak tahu siapa yang membuat pesan tersebut, yang kemudian mengaitkannya dengan nama serta nomor HP saya,” jelasnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Kesehatan RI juga menegaskan bahwa Terawan tidak membuka pendaftaran vaksin yang ia gagas.
“Informasi terkait pendaftaran vaksin Nusantara itu adalah tidak benar atau hoaks,” tulis Komunikasi dan Informatika.
Jadi dari pesan berantai tersebut, bahwa informasi tentang pendaftaran vaksin Nusantara, dengan cara mendaftar langsung ke Prof Nidom adalah bohong alias hoaks (fabricated content).
Sehingga dengan banyak beredarnya pesan berantai yang berisi informasi bohong, maka Jabar Saber Hoaks meminta kepada warga Jawa Barat, agar selalu cek dan ricek terlebih dulu terhadap sebaran informasi yang sifatnya meragukan atau tidak jelas. (Adi/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto