Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Warga Desa Sukapancar dan Banjarsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menutup jembatan gantung. Sehingga, beberapa pengguna jembatan tersebut tidak bisa melewatinya.
Padahal, jembatan gantung tersebut menjadi penghubung dua desa, yakni Desa Sukapancar dan Banjarsari.
Alasan warga menutup jembatan yang baru selesai 5 bulan itu, karena pihak pelaksana tidak memberikan ganti rugi kepada warga yang tanahnya terpakai.
Sementara pelaksana diduga tidak ingin rugi, jika dibangun di tempat yang sama karena harus membongkar jembatan gantung tersebut.
Menurut keterangan warga sekitar, bahwa penutupan jembatan tersebut sudah berlangsung selama 1 bulan.
Sementara yang menutup jembatan gantung adalah warga yang tanahnya digunakan pembangunan dan jalan. Masing-masing 7 lokasi di Desa Banjarsari, dan 2 lokasi di Desa Sukapancar, dengan kepemilikan tanah 9 orang seluas 450 meter.
Tentunya dengan adanya penutupan jambatan gantung tersebut membuat pengguna, baik orang maupun sepeda motor merasa kecewa.
“Karena penutupan jembatan gantung, saya tadinya yang mau ke Desa Sukapancar, harus memutar dan menempuh perjalanan sejauh 4 km. Sementara jika menggunakan jembatan ini, bisa memotong waktu perjalanan,” kata Ahmad, pengguna jalan kepada HR Online, Sabtu (21/8/2021).
Sementara itu, Kepala Desa Sukapancar, Arif Taupik Rahmat baru mengetahui kasus penutupan jembatan gantung itu setelah adanya laporan dari masyarakat, yang mengeluh lahan tanahnya yang digunakan pembangunan.
“Warga sebanyak 9 orang melapor bahwa pihak pelaksana pembangunan tidak membayar ganti rugi tanah,” kata Arif, Sabtu (21/8/2021).
Arif menduga, bahwa pihak pelaksana tidak ingin rugi karena harus melaksanakan pembongkaran, karena pindah ke lokasi yang baru.
Menurutnya, kasusnya kini belum tuntas, dan harus menunggu anggaran dari pemerintah di tahun 2023 mendatang.
“Saya harap Pemkab Tasikmalaya segera menangani masalah kasus penutupan jembatan gantung tersebut. Karena jembatan ini sangat bermanfaat bagi warga 2 desa untuk aktivitas sehari-hari,” harapnya. (Apip/R5/HR-Online)
Editor : Adi Karyanto