Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Warga binaan di Lapas Banjar, Jawa Barat, mendapatkan pembinaan kreativitas pengembangan soft skill melalui pemanfaatan limbah menjadi barang kerajinan bernilai ekonomi, dan bermuatan seni.
Bahkan belum lama ini warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Banjar ini melakukan inovasi soft skill, yaitu menyulap pelepah pisang menjadi sebuah produk yang cantik, unik.
Selain itu, juga memberikan manfaat dan tentunya bisa menghasilkan nilai jual. Salah satu kerajinan tersebut berupa lukisan.
Kepala Lapas Kelas II B Banjar, Muhammad Maulana, melalui Kasubsi Kegiatan Kerja, Donny Irawan mengatakan, luas tanah perkebunan Lapas Banjar sekitar 10 hektar.
Manfaatkan Pelepah Pisang
Salah satu budidaya bidang pangan yang dikembangkan yaitu perkebunan pohon pisang. Kemudian melihat potensi lain dari pohon tersebut selain buahnya bermanfaat sebagai makanan. Pelepah pisang yang sudah kering juga bermanfaat sebagai bahan utama dalam pembuatan lukisan.
Baca Juga : Kamar Hunian Warga Lapas Banjar Digeledah Petugas, Ada Apa?
“Pelepah pisang bisa menjadi salah satu kerajinan tangan yang sanggup memberikan hasil memuaskan, karena bernilai ekonomi,” kata Donny Irawan kepada HR Online, Selasa (31/08/2021).
Selain mengolah pelepah pisang menjadi lukisan, warga binaan di Lapas Banjar juga mampu memanfaatkan koran bekas menjadi buah tangan, atau kerajinan yang bernilai tinggi.
Beberapa kerajinan dari koran bekas karya warga binaan tersebut antara lain berupa mainan berbentuk pesawat, kapal laut. Kemudian, sepeda ontel, becak, serta barang-barang bernilai seni lainnya.
Dalam proses pengerjaannya, untuk lukisan pelepah pisang membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 minggu. Sedangkan, untuk pembuatan kerajinan perahu prosesnya antara 3-4 hari.
Kerajinan tersebut dikerjakan oleh warga binaan yang mengikuti Kegiatan Kerja di Lapas Banjar.
Baca Juga : Baksos HDKD 2020, Lapas Banjar Bagikan Bibit Pohon dan Suplemen
“Untuk lukisan pelepah daun pisang ini sudah proses berjalan sekitar dua bulan. Ke depan jika sudah tahap berkembang, tentu bisa saja kami pasarkan sebagai karya kreativitas dari warga binaan kami,” terangnya.
Lebih lanjut Donny mengatakan, pada dasarnya semua barang bekas bisa bermanfaat. Bahkan jika diolah bisa menjadi kerajinan tangan bernilai seni, dan bisa bernilai jual tinggi.
Pengembangan soft skill tersebut menjadi salah satu bentuk penyaluran bakat dan kreativitas warga binaan dalam bidang pembinaan kepribadian, termasuk kemandirian ekonomi.
“Jadi selama menjalankan masa pidananya, warga binaan juga mendapatkan pembinaan berupa pembinaan kepribadian, serta pembinaan kemandirian ekonomi. Ini untuk bekal mereka ke depannya,” pungkas Donny. (Muhlisin/R3/HR-Online)