Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Tinggal di rumah tidak layak huni (rutilahu), Ateng warga lingkungan Pangadegan, RT 05 RW 18, Kelurahan Hegarsari, Pataruman, Kota Banjar, Jabar, kondisinya memprihatinkan.
Bahkan, selama pandemi Covid-19 ini, pria berusia 42 tahun ini baru satu kali mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Menurut pamannya, Ace Ahmad Supena (57), Ateng merupakan anak yatim piatu yang ditinggalkan orang tuanya sejak lama. Sehingga ia mengalami depresi.
“Anaknya sudah yatim piatu. Ia depresi karena setelah orang tuanya pergi, jadi kalau ditanya itu kadang nyambung kadang nggak,” ujar Ace Ahmad Supena kepada awak media, Selasa (10/8/2021).
Baca Juga: Pedagang di BA Kecewa Tak Dapat Program Bantuan JPE Pemkot Banjar
Selama ini, Ateng tinggal di rumahnya di lingkungan Hegarsari, Kota Banjar, yang tidak layak huni (rutilahu). Ateng pun belum mendapatkan bantuan untuk memperbaikinya.
Selain itu juga, kata Ace, keponakannya itu sempat mendapatkan bantuan berupa beras 10 kilogram dan uang tunai senilai 200 ribu rupiah.
“Bantuan itu hanya satu kali kalau nggak salah itu tahun 2020, langsung nggak ada lagi,” tambahnya.
Sementara itu, lanjut Ace, untuk makan dan lain sebagainya, ia seringkali bekerja sebagai buruh serabutan.
Terkadang, Ateng juga mengumpulkan barang rongsokan untuk kemudian ia jual.
“Sehari-harinya makan dari saya, kadang dia kalau punya uang suka beli. Karena suka ada yang nyuruh kerja, terus ngumpulin rongsokan juga,” tandas Ace.
Kendati begitu, ia berharap keponakannya bisa mendapatkan bantuan rutilahu dari pemerintah Kota Banjar, supaya bisa tinggal di rumah dengan nyaman dan aman. (Sandi/R8/HR Online)
Editor: Jujang